Adakah
diantara kita yang tak pernah merasakan kegagalan? Saya yakin di dunia
ini tidak ada satu manusia pun yang tidak pernah mendapatkan ujian yang
berbuah kegagalan. Kita semua pasti pernah merasakan ujian yang
dinamakan kegagalan, anda, orang lain, bahkan termasuk saya sendiri.
Apapun itu jenisnya, kita pasti pernah menemui aral dalam kehidupan.
Kegagalan dalam bisnis, karier, ekademis, atau dalam masalah kehidupan
lainnya. Lantas apa yang kita lakukan ketika ujian itu berbuah
kegagalan? Meratapi, menyesali, atau bahkan menangisinya? Jika itu yang
kita lakukan, apakah semuanya memberikan jalan keluar? Apakah semuanya
membawa pada ketenangan dan kemenangan? Saya yakin tentu saja jawabannya
tidak. Lantas jika demikian, mengapa kita menjadi lemah hanya karena
sebuah kegagalan? Dan untuk apa kita menangisinya…!
Bukankah semuanya sudah diatur oleh Allah Yang Maha Mengtahui.
Bahkan Nabiyullah Muhammad seorang kekasih Allah sekalipun tak luput
dari ujian. Berapa banyak rintangan yang dilaluinya untuk mencapai
kesuksesan dakwahnya demi kejayaan islam. Kita semua tahu bagaimana
Allah telah mengujinya, berapa banyak orang yang mencemo’ohnya dan ingin
menghancurkan jalan dakwahnya, dan bagaimana Rasulullah menghadapi
masa-masa sulit di atas ujian-Nya. Tentunya
kita bisa banyak belajar dari kehidupan dan kesabaran yang Rosulullah
ajarkan. Apa yang kita hadapi sekarang tentu tidaklah sebanding dengan
ujian Beliau.
Ketika kegagalan menghampiri, maka janganlah pernah kita merasa bahwa
usaha yang sudah kita lakukan adalah sia-sia dan tak ada gunanya,
apalagi jika sebuah kegagalan itu sampai menbuat kita putus asa.
Ingatlah bahwa kegagalan bukanlah pecahan kaca yang bisa menghalangi
jalan kita, bukan pula musuh yang bisa menghambat kesuksesan kita.
Kegagalan itu bukan sesuatu yang mengerikan seperti duri yang menancap
di kaki kita, bukan pula seperti malaikat izroil yang bisa menghentikan
perjalanan kita kapan saja. Jangan pernah mengalah pada kegagalan,
apalagi sampai kalah.
Menangis dan bersedih ketika mengalami ujian dan kegagalan adalah suatu
hal yang wajar, dan Allah pun tidak melarang kita untuk menangis
sepanjang tangisan itu tidak berlebihan. Saya yakin dari sekian banyak
manusia tentu tidak ada yang tidak pernah bersedih ketika berjumpa
dengan ujian, dan tidak ada yang tidak pernah kecewa jika usahanya
berbuah kegagalan. Akan tetapi saya juga yakin, sahabat-sahabat
sekalian adalah orang yang tegar dan pintar dalam menghadapi ujian dan
menyikapi kegagalan. Ada baiknya jika kita tetap berlapang dada dan
mengikhlaskan apapun yang Allah berikan, bersyukur atas semua anugerah
yang Allah berikan. Karena sabar adalah yang terbaik bagi kalian.
Kegagalan hanyalah bagian kecil dari ujian yang Allah berikan, yang tak
seharusnya kita menangisinya secara berlebihan karena kegagalan yang ada
bukanlah akhir dari perjalanan. Sikapilah kegagalan itu dengan wajar,
melawannya dengan rasa optimis dan senyuman, dan tetaplah bersemangat
dan katakanlah “bahwa kegagalan hari ini bukanlah arti yang sebenarnya,
kegagalan ini kelak yang akan membawaku pada kesuksesan. Kegagalan ini
tidak akan menghentikanku dalam melangkah, kegagalan ini tidak akan
membuatku kalah apalagi mengalah karena aku yakin kelak suatu saat
kegagalan ini pasti yang mengalah”.
Kemudian pelajarilah kegagalan. Dengan mempelajari kegagalan, kita akan
mengetahui kesalahan dan berencana melakukan langkah baru dengan sikap
antisipasi terhadap kegagalan secara lebih baik. Bersedialah untuk
melakukan kritik terhadap diri sendiri dan tidak menimpakan kesalahan
kepada orang lain. Sikapilah kegagalan sebagai jalan menuju kebaikan.
Segeralah melakukan perbaikan dan jangan pernah menyalahkan nasib dan
menyalahkan takdir yang telah terjadi atas kegagalan yang ada, kita
harus berusaha agar keberuntungan Allah berpihak kepada kita. Dan ambil
lah jalan alternatif lain yang positif. Sebagaimana yang dikatakan oleh
Tsabit Ibnu Zuhair,
“Jika
seseorang tidak berusaha padahal nasibnya telah mengharuskannya
berusaha, dia telah menyia-nyiakan nasibnya itu dan akan ditinggalkan.
Namun orang yang bertekad baja tidak pernah menyerah pada ujian, akan
selalu melihat masalah dengan mata terbuka. Dia adalah penebus zaman,
yang selalu bergerak jika ditutup satu pintu maka ia akan menerobos
pintu yang lain”.
Karena manusia tidak akan pernah memahami arti sakit, jika kita tidak pernah merasakan sakit. Manusia tidak akan pernah memahami arti perjuangan, jika kita tidak pernah mearasakan pertempuran. Dan kitapun tidak akan pernah memahami arti kegagalan, jika kita tidak pernah mengalami kegagalan. Karena rasa sakit, pertempuran, dan kegagalan itulah yang akan memberi pelajaran pada kita dan merupakan pencegahan, serta benteng yang akan mendidik kita untuk lebih sabar dan tahan uji.
Karena manusia tidak akan pernah memahami arti sakit, jika kita tidak pernah merasakan sakit. Manusia tidak akan pernah memahami arti perjuangan, jika kita tidak pernah mearasakan pertempuran. Dan kitapun tidak akan pernah memahami arti kegagalan, jika kita tidak pernah mengalami kegagalan. Karena rasa sakit, pertempuran, dan kegagalan itulah yang akan memberi pelajaran pada kita dan merupakan pencegahan, serta benteng yang akan mendidik kita untuk lebih sabar dan tahan uji.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar