BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Perkembangan keperawatan di
Indonesia tidak terlepas dari pengaruh perkembangan keperawatan secara global.
Dengan jelas dapat diamati bahwa secara berkelanjutan keperawatan di Indonesia
mengalami perkembangan yang pesat, baik dibidang pendidikan maupun di tatanan
praktek keperawatan. Pada masa lalu keperawatan dilakukan lebih berdasarkan
intuisi dan tradisi sehingga keperawatan dianggap hanya sebagai kiat tanpa
komponen ilmiah dan landasan keilmuan yang kokoh. Salah satu komponen penting
pengembangan disiplin keperawatan adalah riset keperawatan, karena riset
keperawatan sangat diperlukan untuk menyelesaikan masalah keperawatan dan
mengembangkan atau menvalidasi teori yang sangat dibutuhkan sebagai landasan
dalam praktek keperawatan serta pengembangan tubuh ilmu pengetahuan keperawatan
(Body of Knowledge).
Masalah yang muncul adalah apabila
peneliti kurang tepat dalam menyusun kerangka kerja teori/konsep sesuai dengan
variabel yang akan diteliti, sehingga hasil penelitian akan kurang bermakna
dalam perkembangan tubuh ilmu pengetahuan keperawatan (Body of Knowledge) dan
akan mempengaruhi penerapannya dalam praktek keperawatan.
Untuk menghindari hal tersebut,
sebelum suatu teori diterapkan pada praktek keperawatan tertentu dan
dipergunakan peneliti sebagai kerangka kerja teori/konsep dari suatu riset
keperawatan, sangat perlu terlebih dahulu dilakukan Theory Analysis. Pada
dasarnya Theory Analysis mempunyai prosedur antara lain origins, meaning,
logical adequacy, usefulness, generalizability, parsimony dan testability yang
bertujuan untuk mengetahui kelebihan, keterbatasan dan manfaat dari teori
tersebut sehingga dapat dipertimbangkan untuk tambahan pengujian atau validasi.
B. Rumusan
Masalah
Berdasarkan uraian di atas serta mengingat pentingnya
sebuah teori analisis maka dalam tulisan ini penulis mencoba untuk menyajikan
hasil analisa Theory of Goal Attainment yang diperkenalkan oleh Imogene M. King
pada tahun 1971. Teori pencapaian tujuan merupakan teori yang bersifat terbuka
dan dinamis, dengan sembilan konsep utama yang meliputi interaksi, persepsi,
komunikasi, transaksi, peran, stress, tumbuh kembang, waktu dan ruang
(Marriner, A. 1986). Namun untuk lebih mengenal jauh teori ini, dalam
pembahasan ini pula penulis akan mengarahkan tentang siapa Imogene M. King
serta model teori keperawatannya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. RIWAYAT
HIDUP IMOGENE M.KING
Imogene M. King lahir pada tanggal
30 Januari 1923 di West Point, Iowa. Karir keperawatan Imogene dimulai pada
tahun 1945 setelah lulus dari St John's Hospital School of Nursing, St Louis,
Missouri. Ia bekerja sebagai staf perawat medis bedah sambil kuliah di Bachelor
of Science dalam Keperawatan di St Louis University pada tahun 1948. Dia
mengajarkan keperawatan bedah kedokteran selama 10 tahun di St John's Hospital
School of Nursing dan menyelesaikan Master of Science dalam Keperawatan di St
Louis University. Pada tahun 1959 Dr King melanjutkan pendidikan di Columbia
University, New York, Dr Montag sebagai ketua, dan mendapatkan Sgelar Dokter
Pendidikan pada tahun 1961.
Dr King dikenal pada tahun 2005,
dengan kepeloporannya dalam gerakan teori keperawatan. Namun, pada 1960-an ia
dikenal karena keahlian dalam kurikulum dan pengajaran. Dia ditunjuk oleh
fakultas di Universitas Loyola Chicago pada tahun 1961 dan memimpin sebuah
komite fakultas untuk mengembangkan kurikulum lulusan mengarah ke Master of
Science dalam Keperawatan. Pada saat yang sama, Dr King adalah anggota komite
dari Illinois Nurses Association untuk mengeksplorasi inisiasi Bachelor of
Nursing di Chicago. Setelah lulus program di keperawatan, King kemudian
mempersiapkan Klinik Spesialis (konsep baru dalam perawatan) bagi guru dan
administrator untuk program sarjana Community College (. Sebuah konsep yang
cukup baru pada waktu itu), Dr King memiliki artikel berjudul Perawatan Teori:
Masalah dan Kemajuan dalam jurnal diedit oleh Dr Rogers. Dia juga menghabiskan
dua tahun dalam penelitian dalam pembagian Keperawatan, Biro tenaga kerja
Kesehatan dan diangkat sebagai kepala Komite Penasehat Wanita di Service.
Pada tahun 1972 ia kembali ke Loyola
University of Chicago mengajar mahasiswa pascasarjana dan menerbitkan teori
tentang keperawatan: Sistem, Konsep, Proses (1981). Dia berpartisipasi dalam
konferensi teori nasional dan internasional dan terus mempublikasikan berbagai
teorinya dalam jurnal. Proses transaksi dalam teori pencapaian tujuan mengarah
pada hasil yang memberikan latihan berbasis bukti di abad 21.
Dr King adalah anggota aktif dari
ANA selama lebih dari 50 tahun asosiasi di Kabupaten dan Negara. Ia menjabat
pada banyak komite dan menerima banyak penghargaan di tingkat negara bagian,
lokal dan nasional dan yang terakhir adalah Florida Nurses Association Hall of
Fame (2003) dan American Nurses Association Hall of Fame (2004). Saat pensiun,
ia tetap aktif dalam organisasi profesi, kuliah tamu dan publikasi.
Sepanjang karirnya, ia juga aktif
dalam olahraga sebagai pengamat basket dan permainan sepak bola dan sebagai
peserta aktif dalam tenis dan golf, dan ia terus bermain di liga Perempuan di
Florida. Ia sangat menyukai seni dan setelah bertahun-tahun, ia menghabiskan
hidupnya dengan melukis pemandangan - pemandangan yang indah.
B. TEORI
KEPERAWATAN IMOGENE M.KING
1. Theory of
goal attainment ( Teori pencapaian tujuan )
King mengawali teori ini melalui
studi literatur dalam keperawatan, ilmu-ilmu perilaku terapan, diskusi dengan
beberapa teman sejawat dan menghadiri beberapa konferensi serta alasan-alasan
induktif dan deduktif dari beberapa pemikiran-pemikiran kritis. Dari informasi
yang terkumpul tersebut, kemudian King memformulasikan kedalam suatu kerangka
kerja konseptual (Conceptual Framework) pada tahun 1971. King mengidentifikasi
kerangka kerja konseptual (Conceptual Framework) sebagai sebuah kerangka kerja
sistem terbuka, dan teori ini sebagai suatu pencapaian tujuan.
King mempunyai asumsi dasar
terhadap kerangka kerja konseptualnya, bahwa manusia seutuhnya (Human Being)
sebagai sistem terbuka yang secara konsisten berinteraksi dengan lingkungannya.
Asumsi yang lain bahwa keperawatan berfokus pada interaksi manusia dengan
lingkungannya dan tujuan keperawatan adalah untuk membantu individu dan
kelompok dalam memelihara kesehatannya. Kerangka kerja konseptual (Conceptual
Framework) terdiri dari tiga sistem interaksi yang dikenal dengan Dynamic
Interacting Systems, meliputi: Personal systems (individuals), interpersonal
systems (groups) dan social systems (keluarga, sekolah, industri, organisasi
sosial, sistem pelayanan kesehatan, dll). Asumsi dasar King tentang
manusia seutuhnya (Human Being) meliputi sosial, perasaan, rasional, reaksi,
kontrol, tujuan, orientasi kegiatan dan orientasi pada waktu.
Dari keyakinannya tentang human being ini, King
telah menderivat asumsi tersebut lebih spesifik terhadap interaksi perawat –
klien:
1. Persepsi dari perawat dan klien mempengaruhi proses interaksi.
2. Tujuan, kebutuhan-kebutuhan dan nilai dari perawat dan klien
1. Persepsi dari perawat dan klien mempengaruhi proses interaksi.
2. Tujuan, kebutuhan-kebutuhan dan nilai dari perawat dan klien
mempengaruhi proses interaksi.
3. Individu mempunyai hak untuk mengetahui tentang dirinya sendiri.
4. Individu mempunyai hak untuk berpartisipasi dalam pengambilan
3. Individu mempunyai hak untuk mengetahui tentang dirinya sendiri.
4. Individu mempunyai hak untuk berpartisipasi dalam pengambilan
keputusan dan hal tersebut mempengaruhi kehidupan dan
kesehatan
mereka serta pelayanan masyarakat
5. Profesional kesehatan mempunyai tanggung jawab terhadap pertukaran
5. Profesional kesehatan mempunyai tanggung jawab terhadap pertukaran
informasi sehingga membantu individu dalam membuat keputusan
tentang pelayanan kesehatannya.
6. Individu mempunyai hak untuk menerima atau menolak pelayanan
6. Individu mempunyai hak untuk menerima atau menolak pelayanan
kesehatan.
7. Tujuan dari profesional kesehatan dan tujuan dari penerima pelayanan
7. Tujuan dari profesional kesehatan dan tujuan dari penerima pelayanan
kesehatan dapat berbeda.
Human being
mempunyai tiga dasar kebutuhan kesehatan yang fundamental :
1. Kebutuhan terhadap informasi kesehatan dan dapat dipergunakan pada
1. Kebutuhan terhadap informasi kesehatan dan dapat dipergunakan pada
saat dibutuhkan.
2. Kebutuhan terhadap palayanan kesehatan bertujuan untuk pencegahan
2. Kebutuhan terhadap palayanan kesehatan bertujuan untuk pencegahan
penyakit.
3. Kebutuhan terhadap pelayanan kesehatan yang dibutuhkan ketika
3. Kebutuhan terhadap pelayanan kesehatan yang dibutuhkan ketika
individu tidak mampu untuk membantu
dirinya sendiri.
Perawat dalam posisinya, membantu: apa yang mereka ketahui, apa yang mereka pikirkan, bagaimana mereka merasakan dan bagaimana mereka melakukan kegiatan untuk memelihara kesehatannya.
Perawat dalam posisinya, membantu: apa yang mereka ketahui, apa yang mereka pikirkan, bagaimana mereka merasakan dan bagaimana mereka melakukan kegiatan untuk memelihara kesehatannya.
Berdasarkan kerangka kerja
konseptual (Conceptual Framework) dan asumsi dasar tentang human being, King
menderivatnya menjadi teori Pencapaian Tujuan (Theory of Goal Attainment).
Elemen utama dari teori pencapaian tujuan adalah interpersonal systems, dimana
dua orang (perawat-klien) yang tidak saling mengenal berada bersama-sama di
organisasi pelayanan kesehatan untuk membantu dan dibantu dalam mempertahankan
status kesehatan sesuai dengan fungsi dan perannya. Dalam interpersonal systems
perawat-klien berinteraksi dalam suatu area (space). Menurut King intensitas
dari interpersonal systems sangat menentukan dalam menetapkan dan pencapaian
tujuan keperawatan. Dalam interaksi tersebut terjadi aktivitas-aktivitas yang
dijelaskan sebagai sembilan konsep utama, dimana konsep-konsep tersebut saling
berhubungan dalam setiap situasi praktek keperawatan, meliputi:
1. Interaksi,
King mendefenisikan interaksi sebagai suatu proses dari persepsi dan
komunikasi antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, individu
dengan lingkungan yang dimanifestasikan sebagai perilaku verbal dan non verbal
dalam mencapai tujuan.
2. Persepsi
diartikan sebagai gambaran seseorang tentang realita, persepsi berhubungan
dengan pengalaman yang lalu, konsep diri, sosial ekonomi, genetika dan
latarbelakang pendidikan.
3. Komunikasi
diartikan sebagai suatu proses penyampaian informasi dari seseorang kepada orang
lain secara langsung maupun tidak langsung.
4. Transaksi
diartikan sebagai interaksi yang mempunyai maksud tertentu dalam pencapaian
tujuan. Yang termasuk dalam transaksi adalah pengamatan perilaku dari interaksi
manusia dengan lingkungannya.
5. Peran
merupakan serangkaian perilaku yang diharapkan dari posisi pekerjaannya dalam
sistem sosial. Tolok ukurnya adalah hak dan kewajiban sesuai dengan posisinya.
Jika terjadi konflik dan kebingungan peran maka akan mengurangi efektifitas
pelayanan keperawatan.
6. Stress
diartikan sebagai suatu keadaan dinamis yang terjadi akibat interaksi manusia
dengan lingkungannya. Stress melibatkan pertukaran energi dan informasi antara
manusia dengan lingkungannya untuk keseimbangan dan mengontrol stressor.
7. Tumbuh
kembang adalah perubahan yang kontinue dalam diri individu. Tumbuh kembang
mencakup sel, molekul dan tingkat aktivitas perilaku yang kondusif untuk
membantu individu mencapai kematangan.
8. Waktu
diartikan sebagai urutan dari kejadian/peristiwa kemasa yang akan datang. Waktu
adalah perputaran antara satu peristiwa dengan peristiwa yang lain sebagai
pengalaman yang unik dari setiap manusia.
9. Ruang adalah
sebagai suatu hal yang ada dimanapun sama. Ruang adalah area dimana terjadi
interaksi antara perawat dengan klien.
2. Analisa
teori
Tahapan
prosedur analisa teori:
a. Sumber Teori
(Origins).
Dalam menemukan teori, King secara bertahap
mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang dimulai pada periode 1961-1966, yaitu tentang
“Konsep Umum dari Perilaku Manusia” (General Concepts of Human Behavior). Ini
merupakan konseptual yang dihasilkan melalui penelaahan literatur. Pada tahun
1966- 1968, ia mengeluarkan artikel yang berjudul “Kerangka Kerja Konseptual
Keperawatan” Conceptual (Framework for Nursing). Selanjutnya pada tahun
1968-1972 King menyimpulkan teori keperawatan sebagai berikut:
1) Gambaran
yang sistematis dari keperawatan adalah syarat mutlak untuk mengembangkan
keperawatan.
2) Pada periode
ini pula (1971) ia mengatakan, perawat adalah individual dan professional
tetapi keperawatan belum sebagai ilmu. Pada tahun 1980-1981 mempublikasikan
teori keperawatannya “sebagai suatu sistem, konsep dan proses”.
Pada suatu pertemuan King mengatakan
“teori sistem dari ilmu perilaku mendukung pengembangan interaksi yang
dinamis”. King megidentifikasi sistem yang dinamis dalam tiga sistem interaksi:
personal systems (individuals), interpersonal systems (groups) dan social
systems (keluarga, sekolah, industri, organisasi sosial, sistem pelayanan
kesehatan, dll) yang disebut dengan Dynamic Interacting Systems. Hal ini timbul
dari asumsi dasar King bahwa jika tujuan keperawatan concern terhadap
pencapaian tujuan dari setiap individu dan kelompok serta suatu alasan yang dapat
diterima, berarti hal ini merupakan suatu sistem yang terbuka dan pada akhirnya
kerangka kerja konseptual harus diorganisir untuk menggabungkan ide-ide.
Menurut King sistem interaksi yang dinamis digambarkan sebagai proses interaksi
manusia sebagai individu, kelompok dan masyarakat dengan lingkungannya sebagai
sistem yang terbuka dan berorientasi pada pencapaian tujuan (Goal Attainment).
Konsep utama dari teori Goal Attainment meliputi: interaksi, persepsi,
komunikasi, transaksi, peran, stress, tumbuh kembang, waktu dan ruang
(Marriner,A. 1986). Teori King merupakan model teori induktif yang
memformulasikan teorinya melalui studi leteratur, diskusi, penelitian dan
lain-lain.
b. Makna
(Meaning).
King mendefenisikan teorinya sebagai serangkaian
konsep yang saling berhubungan dengan jelas dan dapat diaati dalam praktek
keperawatan. Teori ini membangun tubuh ilmu pengetahuan keperawatan (Body of
Knmowledge), yang diperkuat oleh dua metode:
1) Teori
keperawatan King dapat dikembangkan dan diuji melalui riset.
2) Prosedur
lain dapat juga dengan menelusuri ulang dan dapat diteliti dengan pengembangan
sembilan konsep utama teori Goal Attainment.
Manfaat dari
teori ini adalah:
1) Mengkontribusi
pada pengembangan tubuh ilmu pengetahuan.
2) Dapat
dijadikan sebagai rujukan dala oleh memperbaiki praktek keperawatan.
3) Konsep teori
ini dapat dimanfaatkan pelajar, guru dan juga peneliti dan praktisi untuk
menganalisa dan mengidentifikasi kejadian dalam situasi keperawatan yang
sepesifik.
Sebagai pendekatan untuk menyeleksi dan memilih konsep yang dijadikan dasar praktek keperawatan profesional.
Keterkaitan dari beberapa pernyataan King dan konsepnya.
Sebagai pendekatan untuk menyeleksi dan memilih konsep yang dijadikan dasar praktek keperawatan profesional.
Keterkaitan dari beberapa pernyataan King dan konsepnya.
4) Beberapa
penjelasan konsep cukup konsisten.
5) Konsep yang
satu dengan konsep yang lainnya cukup jelas dalam membentuk suatu teori.
c. Kecukupan
Logis (Logical Adeguacy)
Konsep teori ini diprediksi dapat menyesuaikan pada
setiap perubahan, perkembangan iptek, sosial, ekonomi dan politik, karena
sistem ini terbuka dan dinamis. Teori ini cukup adekuat dan logis karena
beberapa konsep yang ada didukung oleh beberapa riset.
d. Manfaat
(Usefulness).
Banyak riset
dan studi yang mendukung teori ini berpusat pada aspek teknis perawatan klien
dan system pelayanan keperawatan. Walaupun teorinya bersifat abstrak dan tidak
dapat segera diaplikasikan secara konkrit pada praktek keperawatan dan program
pendidikan keperawatan, namun bila berkenaan dengan situasi nyata maka teori
ini harus terlebih dahulu didefenisikan, diidentifikasi dan diuraikan baru
dapat diaplikasikan.
Perawat-perawat yang ingin mengaplikasikan teori ini
pada praktek keperawatan, harus mempunyai pengetahuan dari konsep-konsep yang
ada dalam teori pencapaian tujuan (Goal Attainment) dan memiliki kemampuan
untuk membuat perencanaan keperawatan individu sambil mendorong partisipasi
aktif pasien dalam fase pengambilan keputusan. Teori ini merupakan hasil riset
dan dapat dikembangkan kembali melalui riset, sehingga teori ini masuk dalam
desain kurikulum pendidikan keperawatan.
e.
Generalisasi
(Generalizability).
Teori pencapaian tujuan dapat dipergunakan dan
menjelaskan atau memprediksi sebagian besar phenomena dalam keperawatan, tetapi
teori ini juga mempunyai keterbatasan khususnya penerapan pada keperawatan
klien yang tidak mampu berinteraksi dengan perawat, contohnya: Klien koma, bayi
baru lahir dan pada kasus-kasus psikiatri.
f. Parsimony.
Konsep-konsep dari teori pencapaian tujuan dapat
dijelaskan secara mudah dan dapat dipahami meskipun cukup komplek dan defenisi
yang dikemukakan cukup jelas.
g. Testability.
Teori ini dapat memprediksi suatu kejadian/phenomena
dalam keperawatan melalui penetapan hypothesis dalam penelitian.
C. MODEL KONSEP INTERAKSI IMOGENE M. KING
1. Kerangka Konsep Imogene M. King
King
mengemukakan dalam kerangka konsepnya, hampir setiap konsep yang dimiliki oleh
perawat dapat digunakan dalam asuhan keperawatan.
a.
Sistem Personal
Menurut king setiap individu
adalh system personal (system terbuka). Untuk system personal konsep yang
relevan adalah persepsi, diri, peretumbuhan dan perkembangan, citra tubuh, dan
waktu
1) Persepsi
Persepsi adalah gambaran
seseorang tentang objek, orang dan kejadian- kejadian. Persepsi berbeda dari
satu orang dan orang lain dan hal ini tergantung dengan pengalaman masa lalu,
latar belakang, pengetauhan dan status emosi. Karakteristik persepsi adalah
universal atau dialami oleh semua, selekltif untuk semua orang, subjektif atau
personal.
2) Diri
Diri adalah bagian dalam diri
seseorang yang berisi benda-benda dan orang lain. Diri adalah individu atau
bila seseorang berkata “AKU”. Karakteristik diri adalah individu yang dinamis,
system terbuka dan orientasi pada tujuan.
3) Pertumbuhan dan perkembangan
Tumbuh kembang meliputi
perubahan sel, molekul dan perilaku manusia. Perubah ini biasnya terjadi dengan
cara yang tertib, dan dapat diprediksiakan walaupun individu itu berfariasi,
dan sumbangan fungsi genetic, pengalam yang berarti dan memuaskan. Tumbuh
kembang dapat didefinisikan sebagai proses diseluruh kehidupan seseorang dimana
dia bergerak dari potensial untuk mencapai aktualisasi diri.
4) Citra tubuh
King mendefinisikan citra diri
yaitu bagaimana orang merasakan tubuhnya dan reaksi-reaksi lain untuk
penampilanya.
5) Ruang
Ruang adalah universal sebab
semua orang punya konsep ruang, personal atau subjektif, individual,
situasional, dan tergantung dengan hubunganya dengan situasi, jarak dan waktu,
transaksional, atau berdasarkan pada persepsi individu terhadap situasi.
Definisi secara operasioanal, ruang meliputi ruang yang ada untuk semua arah,
didefinisikan sebagai area fisik yang disebut territory dan perilaku oran yang
menempatinya.
6) Waktu
King mendefisikan waktu
sebagai lama antra satu kejadian dengan kejadian yang lain merupakan pengalaman
unik setiap orang dan hubungan antara satu kejadian dengan kejadian yang lain
b. Sistem Interpersonal
King mengemukakan system
interpersonal terbentuk oleh interkasi antra manusia. Interaksi antar dua orang
disebut DYAD, tiga orang disebut TRIAD, dan empat orang disebut GROUP. Konsep
yang relefan dengan system interpersonal adalah interkasi, komunikasi,
transaksi, peran dan stress.
1) Interaksi
Interaksi didefinisak sebagai
tingkah laku yang dapat diobserfasi oleh dua orang atau lebih didalam hubungan
timbal balik.
2) Komunikasi
King mendefinisikan komunikasi
sebagai proses diman informasi yang diberikan dari satu orang keorang lain baik
langsung maupun tidak langsung, misalnya melalui telpon, televisi atau tulisan
kata. ciri-ciri komunikasi adalah verbal,non verbal, situasional, perceptual,
transaksional, tidak dapat diubah, bergerak maju dalam waktu, personal, dan
dinamis. Komunikasi dapat dilakukan secara lisan maupun tertulis dalam
menyampaikan ide- ide satu orang keorang lain.
Aspek perilaku nonverbal yang
sangat penting adalah sentuhan. Aspek lain dari perilaku adalah jarak, postur,
ekspresi wajah, penampilan fisik dan gerakan tubuh.
3) Transaksi
Ciri-ciri transaksi adalah
unik, karena setiap individu mempunyai realitas personal berdasarkan persepsi
mereka. Dimensi temporal-spatial, mereka mempunyai pengalaman atau
rangkaian-rangkaian kejadian dalam waktu.
4) Peran
Peran melibatkan sesuatu yang
timbal balik dimana seseorang pada suatu saat sebagai pemberi dan disat yang
lain sebagai penerima ada 3 elemen utama peran yaitu, peran berisi set perilaku
yang di harapkan pada orang yang menduduki posisi di social system, set
prosedur atau aturan yang ditentukan oleh hak dan kewajiban yang berhubungan
dengan prosedur atau organisasi, dan hubungan antara 2 orang atau lebih
berinteraksi untuk tujuan pada situasi khusus.
5) Stress
Definisi stress menurut King
adalah suatu keadaan yang dinamis dimanapun manusia berinteraksi dengan
lingkungannya untuk memelihara keseimbangan pertumbuhan, perkembangan dan
perbuatan yang melibatkan pertukaran energi dan informsi antara seseorang
dengan lingkungannya untuk mengatur stressor. Stress adalah suatu yang dinamis
sehubungan dengan system terbuka yang terus-menerus terjadi pertukaran dengan
lingkunagn, intensitasnya berfariasi, ada diemnsi yang temporal-spatial yang
dipengaruhi oleh pengalaman lalu, individual, personal, dan subjektif.
c.
Sistem Sosial
King mendefinisikan system
social sebagai system pembatas peran organisasi sosisal, perilaku, dan praktik
yang dikembangkan untuk memelihara nilai-nilai dan mekanisme pengaturan antara
praktk-praktek dan aturan (George, 1995). Konsep yang relevan dengan system
social adalah organisasi, otoritas, kekuasaan, status dan pengambilan
keputusan.
1) Organisasi
Organisasi bercirikan struktur
posisi yang berurutan dan aktifitas yang berhubungan dengan pengaturan formal
dan informal seseorang dan kelompok untuk mencapai tujuan personal atau
organisasi.
2) Otoritas
King mendefinisikan otoritas
atau wewenang, bahwa wewenang itu aktif, proses transaksi yang timbal balik
dimana latar belakang, persepsi, nilai-nilai dari pemegang mempengaruhi
definisi, validasi dan penerimaan posisi di dalam organisasi berhubungan dengan
wewenang.
3) Kekuasaan
Kekuasaan adalah universal,
situasional, atau bukan sumbangan personal, esensial dalam organisasi, dibatasi
oleh sumber-sumber dalam suatu situasi, dinamis dan orientasi pada tujuan.
4) Pembuatan keputusan
Pembuatan atau pengambilan
keputusan bercirikan untuk mengatur setiap kehidupan dan pekerjaan, orang,
universal, individual, personal, subjektif, situasional, proses yang terus
menerus, dan berorientasi pada tujuan.
5) Status
Status bercirikan situasional,
posisi ketergantungan, dapat diubah. King mendefinisikan status sebagai posisi
seseorang didalam kelompok atau kelompok dalam hubungannya dengan kelompok lain
di dalam organisasi dan mengenali bahwa status berhubungan dengan hak-hak
istimewa, tugas-tugas, dan kewajiban.
2. Model konsep keperawatan king
King
memahami model konsep dan teori keperawatan denag menggunakan pendekatan system
terbuka dalam hubunagn interaksi yang konstan dengan lingkunagan, sehingga King
mengemukakan dalm model konsep interaksi.
Dalam
mencapai hubungan interaksi, King mengemukakan konsep kerjanya yang meliputi
adanya system personal, system interpersonal dan system social yang saling
berhuabungan satu dengan yang lain.
Manusia
memiliki 3 kebutuhan dasar yaitu kebutuhan terhadap informasi, kesehatan, kebutuhan
terhadap pencegahan penyakit dan kebutuhan terhadap perawatan ketika sakit.
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, King mengemukakan pendekatan teori yang
terdiri dari komponen yang dapat digambarkan dibawah ini :
Berdasarkan gambar tersebut
dapat dijelaskan bahwa konsep hubungan manusia menurut King terdiri dari :
a.
Aksi merupakan proses awal hubungan 2 individu
dalam berprilaku, dalam memahami atau mengenali kindisi yang ada dalam
keperawatan dengan digambarkan hubungan keperawatan dan klien melakukan kontrak
atau tujuan yang diharapkan.
b. Reaksi adalah suatu bentuk tindakan yang terjadi akibat dari adanya aksi
dan merupakan respon dari individu.
c.
Interaksi merupakan suatu bentuk kerjasama yang
saling mempengaruhi antara perawat dan klien yang terwujud dalam komunikasi
d. Transaksi merupakan kondisi dimana antara perawat dank lien terjadi suatu
persetujuan dalam rencana tindakan keperawatan yang akan dilakukan.
3. Asumsi King
King mengasumsikan model
konsep dan teori keperawatan secara eksplisit maupun imlisit. Asumsi eksplisit
meliputi :
a.
fokus sentral dari keperawan adalah interaksi dari manusia dan lingkunganya,
dengan tujuan untuk kesehatan manusia
- individu adalah social, mengirim, rasional, reaksi, penerimaan, control, berorientasi pada kegiatan waktu.
- proses interaksi dipengaruhi oleh persepsi, tujuan, kebutuhan, dan nilai klien serta perawat.
- Manusia sebagai pasien mempunyai hak untuk mendapatkan informasi, berpartisipasi dalam membuat keputusan yng mempengaruhi kehidupanya, kesehatan, dan pelayanan komunitas dan menerima atau menolak keperawatan.
- tanggung jawab dari anggota tim keehtan adalah memberikan informasi kepada individu tentang semua aspek kesehatan untuk membantu mereka membuat atau mengambil keputusan.
- tujuan dari memberi pelayanan kesehatan dan menerima pelayanan mungkin tidak sama.
Sedangakan
asumsi implisit meliputi :
a.
Pasien ingin berpartisipasi secara aktif dalam proses keperawatan.
b. Pasien sadar, aktif, dadn secara kognitif mampu berpartisipasi dalam
pembuatan atau pengambilan keputusan.
c.
Individu mempunyai hak untuk mengetahui tentang dirinya sendiri.
d. Individu mempunyai hak untuk menerima atau menolak pelayanan kesehatan
4. Pandangan
King Terhadap Keperawatan
a.
Konsep Manusia
King memandang manusia sebagai
suatu system terbuka yang berinteraksi dengan lingkungan yang memungkinkan
benda, energi, dan informasi dengan leluasa mempengaruhinya. Dalam kerangka
konsepnya meliputi tiga system interksi yang dinamis sebagai individu disebut
sebagai system personal, ketika individu ini bersatu dalam kelompok disebut
system interpersonal. System social tercipta ketika kelompok mempunyai
ketertarikan dan tujuan yang sama dalam satu komunitas atau masyarakat.
b. Konsep Lingkungan
Menurut king lingkingan adalah
system social yang ada dalam masyarakat yang saling berinteraksi dengan system
lainya secara terbuka. Lingkungan merupakan suatu system terbuka yang
menunjukkan penukaran masalah, energi, informasi dengan keberadaan manusia.
Manusia tersebut akan berinteraksi dengan lingkungan internal dengan penukaran
energi yang diatur secara terus menerus terhadap perubahan lingkungan
eksternal.
c.
Konsep Sehat
King mendefinisikan sehat
sebagai pengalaman hidup manusia yang dinamis, yang secara berkelanjutan
melakukan penyesuain terhadap stressor internal dan eksternal melewati rentang
sehat sakit, dengan menggunakan sumber- sumber yang dimiliki oleh seseorang
atau individu untuk mencapai kehidupan sehari- sehari yamg maksimal.
d. Konsep Keperawatan
King menyampaikan pola
intervensi keperawatanya adalh proses interaksi klien dan perawat meliputi
komunikasi dan persepsi yang menimbulkan aksi, reaksi, dan jika ada gangguan,
menetapkan tujuan dengan maksud tercapinya suatu persetujuan dan membuat
transaksi.
Berdasarkan model konsep dan
teori keperawatan king dapat disimpulkan bahwa konsep keperawatan menurut king
adalah sebagai proses aksi, reaksi, dan interaksi
perawat dan klien yang secara bersama-sama memberikan informasi tentang persepsi mereka dalam suatu situasi
keperawatan dan sebagai proses interaksi humanis antara perawat dan klien yang
masing- masing merasakan situasi dan kondisi yang berlainan, dan melalui
komunikasi mereka menentukan tujuan, mengeksplorasi maksud, dan menyetujui
maksud untuk mencapai tujuan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Teori pencapaian tujuan (Theory of Goal Attainment)
merupakan derivat dari kerangka kerja konseptual (Conceptual Framework) dan
asumsi dasar King tentang Human Being. Teori pencapaian tujuan (Theory of Goal
Attainment) berfokus pada interpersonal systems. Menurut King sistem interaksi
yang dinamis digambarkan sebagai proses interaksi manusia sebagai individu,
kelompok dan masyarakat dengan lingkungannya sebagai sistem yang terbuka dan
berorientasi pada pencapaian tujuan dengan sembilan konsep utama, yaitu:
interaksi, persepsi, komunikasi, transaksi, peran, stress, tumbuh kembang,
waktu dan ruang.
Teori King merupakan serangkaian konsep yang saling
berhubungan dengan jelas dan dapat diamati dalam praktek keperawatan. Manfaat
dari teori ini adalah: mengkontribusi pada pengembangan tubuh ilmu pengetahuan
(Body of Knowledge), dapat dijadikan sebagai rujukan dalam memperbaiki praktek
keperawatan, konsep teori ini dapat dimanfaatkan oleh pelajar, guru dan juga
peneliti dan praktisi untuk menganalisa dan mengidentifikasi kejadian dalam
situasi keperawatan yang spesifik. Beberapa penjelasan konsep cukup konsisten,
Konsep yang satu dengan konsep yang lainnya cukup jelas dalam membentuk suatu
teori. Teori ini dapat menyesuaikan pada setiap perubahan, perkembangan iptek,
sosial, ekonomi dan politik.
Selain dapat menyesuaikan pada setiap perubahan, teori
ini dapat dipergunakan dan menjelaskan atau memprediksi sebagian besar
phenomena dalam keperawatan, tetapi teori ini juga mempunyai keterbatasan
khususnya penerapan pada keperawatan klien yang tidak mampu berinteraksi dengan
perawat, contohnya: Klien koma, bayi baru lahir dan pada kasus-kasus psikiatri.
Perawat-perawat yang ingin mengaplikasikan teori ini pada praktek keperawatan,
harus mempunyai pengetahuan dari konsep-konsep yang ada dalam teori pencapaian
tujuan (Goal Attainment) dan memiliki kemampuan untuk membuat perencanaan
keperawatan individu sambil mendorong partisipasi aktif pasien dalam fase
pengambilan keputusan.
DAFTAR PUSTAKA
Burn, N. B.
& Grove, S. K. (1996). The practice of nursing research; Conduct, critigue
and utilization, Second Edition, Philadelphia; W.B. Saunders. Co.
Chinn, P. L.
& Kramer, M. K. (1995). Theory and nursing a systematic approach, Fourth
Edition, St. Louis; Mosby-Year Book, Inc.
Kozier, B.
Et al. (1995). Fundamentals of nursing; concepts, process, and practice. Fifth
Edition, California; Addison Wesley.
George, J.
B. (1995). Nursing theories; The base for professional practice, 4 th Ed,
Connecticut; Appleton & Lange.
Marriner, A.
(1986). Nursing theorists and their work, St. Louis, Missouri; C.V. Mosby
Company.
Fitzpatrick, JJ., & Whall,
AL ; 1989. Conceptual models of nursing : analysis and application.
Norwalk : Appleton and Lange..
Hidayat, Aziz Alimul, 2004. Pengantar
konsep Dasar keperawatan. Jakara: Salemba Medika
Potter, Patricia A. 2005. Buku
ajar fundamental keperawatan : Konsep, Proses, dan praktik Edisi 4. Jakarta
: EGC.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar