Search

Hasil penelusuran

Senin, 14 Oktober 2013

TEORI KEPERAWATAN CALISTA ROY





BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang Masalah

      Kesehatan adalah proses menjadi terintegrasi dan dapat mencapai tujuan untuk hidup, pertumbuhan, reproduksi dan penguasaan. Hal tersebut dapat ditunjang dengan adanya perawatan yang baik dalam menjaga kesehatan hidup. Salah satu penunjang tersebut dapat dilihat dari tujuan keperawatan yaitu meningkatkan respon adaptasi yang berhubungan dengan adaptasi mode, informasi tentang tingkat adaptasi manusia dan stimulus fokal, konstektual dan residual.
      Penerapan konsep model praktek bagi para perawat dapat diambil atau diadaptasi dari berbagai sember model yang telah berkembang sejak dahulu, yang sudah dikembangkan dan dikombinasikan oleh para pakar keperawatan. Konsep dan teori dari pakar keperawatan ini bisa dimanfaatkan sebagai panduan dan acuan dalam dunia keperawatan serta untuk mengetahui bagaimana batasan dan kewenangan yang diperbolehkan bagi perawat.
      Menjadi seorang perawat tidak hanya terampil dalam edukatif dan promosi kesehatan saja tetapi perlu adanya 4 macam elemen penting, seperti yang diungkapkan oleh Sister Callista Roy dalam teori dan model keperawatan yaitu : keperawatan, manusia, kesehatan dan lingkungan. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai teori dan model keperawatan menurut Roy akan dibahas pada bab berikutnya.
B. Tujuan Penulisan
            Makalah ini disusun dengan tujuan sebagai berikut :
1.   Menjelaskan pengertian dan konsep dasar model keperawatan Callista Roy
2.   Mengetahui kelebihan dan kelemahan konsep dan teori model praktek Sister
      Callista Roy.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.  Riwayat Hidup Callista Roy
      Suster Callista Roy adalah suster dari Saint Joseph of Carondet. Roy dilahirkan pada tanggal 14 Oktober 1939 di Los Angeles California. Roy menerima Bachelor of Art Nursing pada tahun 1963 dari Mount Saint Marys College di Los Angeles dan Magister Saint in nurshing pada tahun 1966 di Universitas California Los Angeles. Setelah mendapat gelar perawat Roy memulai pendidikannya di sosiologi dan menerima gelar M.A tahun 1973 dan ph.D tahun 1977 di universitas California.
      Pada saat bekerja ditingkat magister, dalam sebuah seminar dengan Dorrothy E. Johnson, Roy tertantang untuk mengembangkan sebuah model konsep keperawatan. Roy bekerja sebagai staf perawat pediatric dan mengumumkan daya lenting dari anak-anak dan menambahkan respon ke perubahan fisiologis-psikologis. Konsep adaptasi mempengaruhi Roy dalam kerangka konsepnya yang sesuai dengan keperawatan. Konsep pokok dan model ini dikembangkan saat Roy lulus dari universitas di California Los Angeles dari tahun 1964 sampai tahun 1966. Roy mulai mengoperasikan modelnya pada tahun 1968 ketika Mount Saint Marys College menggunakan kerangka adaptasi yang didirikan oleh seorang Pisipol dari kurikulum keperawatan. Roy menyesuaikan model pertama yang di hadirkan dari literatur dalam artikel yang diterbitkan in nursing outlook pada tahun 1970.
      Roy mengasosiasikan ke professor dan ketua dari departemen or nurshing di Mount Saint Marys College hingga 1982. dari tahun 1983-1985 Roy sebagai Robert wood Johnson Post Doctoral Fellow di universitas California San Fransisco sebagai sarjana perawat di Neuroscience. Selama ini Roy melakukan pencarian pada intervensi perawat bagian luka-luka dan pengalamannya dari perawat model pada klinik. Pada tahun 1988 Roy baru memulai menyusun lulusan teori perawat di Sekolah Boston College of Nursing.

      Roy menerbitkan banyak buku, artikel periodical dan menghadirkan banyak kuliah dan workshops pada teori adaptasi perawatnya. Sebagian tentang budi pekerti dan uraian yang baru dari Roy Adaption Model ( RAM ) yang diterbitkan di buku The Roy Adaptoin Model merupakan ungkapan yang pasti.
                  Pada tahun 1981 Roy adalah seorang dari Sigma Theta Tau dan Roy pun menerima hadiah National Founder selama bertahan di Fosterus Proffesional Nurshing Standars. Prestasinya masuk pada tahun 1984 sebagai kehormatan dokter dari Humane Letters oleh Alverno College. Pada tahun 1985 mendapat kehormatan dokter dari timur Michigan University dan pada tahun 1986 A.J.N menghadiahi buku untuk model adaptasi utama Roy. Roy diakui di dunia siapa wanita itu ? kepribadian dari Amerika dan sebagai Follow of the American Academy of Nurshing.

B.  Sumber Teori
            Dimulai dengan pendekatan teori sistem Roy menambahkan kerja adaptasi dari
Harry Helson ( 1964 ) seorang ahli fisiologis-psikologis. Untuk memulai
membangun pengertian konsepnya Harry Helson mengartikan respon adaptif sebagai
fungsi dari datangnya stimulus sampai tercapainya derajat adaptasi yang dibutuhkan
individu. Derajat adaptasi dibentuk oleh dorongan tiga jenis stimulus yaitu :
  1. Focal stimuli : Individu segera menghadap
  2. Konsektual stimuli : semua kehadiran stimuli yang menyumbangkan efek
    Dari focal stimuli.
  3. Residual stimuli : faktor lingkungan mengakibatkan tercemarnya keadaan.
                  Teori Helson dikembangkan dari penyesuaian tingkat zona yang mana menentukan stimulus akan mendatangkan respon hal yang positif maupun negatif. Sesuai dengan teori Helson, adaptasi adalah proses yang berdampak positif terhadap perubahan lingkungan.
            Roy mengkombinasikan teori adaptasi Helson dengan definisi dan pandangan terhadap manusia sebagai sistem yang adaptif. Dengan teori adaptif Helson Roy mengembangkan dan memperluas model dengan konsep dan teori dari Dohrenwed,R.S. Latarus, N.Malaznik, D.Mechanic dan H.Selye. Roy memberi kredit spesial ke Driever penulis, Subdivisi garis besar dari kejujuran sendiri dan Martinez serta Sarto, identitas keduanya umum dan stimuli sangat mempengaruhi mode. Teman sekerja lain konsepnya juga rumit yaitu M.Poush dan J.Van Landingham dalam keadaan saling bergantung dan B. Randa untuk fungsi aturan mode.
      Setelah mengembangkan teorinya Roy mengembangkan model sebagai suatu kerangka kerja pendidikan keperawatan, praktek keperawatan dan penelitian. Sejak itu lebih dari 1500 staf pengajar dan mahasiswa-mahasiswa terbantu untuk mengklasifikasi, menyaring dan memperluas model. Penggunaan model praktek juga memegang peranan penting untuk penyaringan model.
            Perkembangan model keperawatan dipengaruhi oleh latar belakang Roy dan profesionalismenya. Roy mempercayai kemampuan bawaan, tujuan dan nilai kemanusiaan. Pengalaman klinisnya membantu perkembangan kepercayaan dari tubuh manusia dan spiritnya.

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Konsep Dasar dan Model Keperawatan Callista Roy
                  Sebelum mengenal konsep dasar keperawatan Callista Roy akan lebih baik jika mengetahui filosofi, falsafah keperawatan. Filsafah keperawatan mengkaji penyebab dan hukum-hukum yang mendasari realitas serta keingintahuan tentang gambaran sesuatu yang lebih berdasarkan pada alasan logis dan metode empiris.
                  Contoh dari falsafah keperawatan menurut Roy ( Mc Quiston, 1995 ) : Roy memiliki delapan falsafah yang kemudian dibagi menjadi dua yaitu empat berdasarkan falsafah humanisme dan empat yang lainnya berdasarkan falsafah veritivity.
                  Falsafah humanisme / kemanusiaan berarti bahwa manusia itu memiliki rasa ingin tahu dan menghargai, jadi seorang individu akan memiliki rasa saling berbagi dengan sesama dalam kemampuannya memecahkan suatu persoalan atau untuk mencari solusi, bertingkah laku untuk mencapai tujuan tertentu, memiliki holism intrinsik dan selalu berjuang untuk mempertahankan integritas agar senantiasa bisa berhubungan dengan orang lain.
                        Falsafah veritivity yaitu kebenaran , yang dimaksud adalah bahwa ada hal yang bersifat absolut. Empat falsafah tersebut adalah :
  1. Tujuan eksistensi manusia
  2. Gabungan dari beberapa tujuan peradaban manusia
  3. Aktifitas dan kreatifitas untuk kebaikan umum.
  4. Nilai dan arti kehidupan.
Roy kemudian mengemukakan mengenai konsep mayor, berikut beberapa definisi dari konsep mayor Callista Roy,
  1. Sistem adalah kesatuan dari beberapa komponen atau elemen yang saling berhubungan sehingga membentuk suatu kesatuan yang meliputi adanya input, control, proses, output dan umpan balik.
  2. Derajat adaptasi adalah perubahan tetap sebagai hasil dari stimulus fokal, konsektual dan residual.
  3. Droblem adaptasi adalah kejadian atau situasi yang tidak sesuai dengan kebutuhan.
  4. Stimulus fokal adalah stimulus yang mengharuskan manusia berespon adaptif.
  5. Stimulus konsektual adalah seluruh stimulus yang memberikan kontribusi perubahan tingkah laku yang disebabkan oleh stimulus fokal.
  6. Stimulus residual adalah seluruh faktor yang memberikan kontribusi terhadap perubaha tingkah laku tetapi belum dapat di validasi.
  7. Regulator adalah subsistem dari mekanisme koping dengan respon otomatik melalui neural, cemikal dan proses endokrin.
  8. Kognator adalah subsistem dari mekanisme koping dengan respon melalui proses yang komplek dari persepsi informasi, mengambil keputusan dan belajar.
  9. Model efektor adaptif adalah kognator yaitu fisiological, fungsi peran, interdependensi dan konsep diri.
  10. Respon adaptif adalah respon yang meningkatkan integritas manusia dalam mencapai tujuan manusia untuk mempertahankan kehidupan.
  11. Fisiologis adalah kebutuhan fisiologis termasuk kebutuhan dasar dan bagaimana proses adaptasi dilakukan.
  12. Konsep diri adalah seluruh keyakinan dan perasaan
  13. Penampilan peran adalah penampilan fungsi peran dalam hubungannya di dalam hubungannya di lingkungan sosial.
  14. Interdependensi adalah hubungan individu dengan orang lain sebagai support sistem.

3.11. Model Konseptual Callista Roy
                  Model konseptual merupakan suatu kerangka kerja konseptual, sistem atau skema yang menerangkan tentang serangkain ide global tentang keterlibatan individu, kelompok, situasi atau kejadian terhadap suatu ilmu dan pengembangannya. Roy dengan fokus adaptasinya pada manusia terdapat 4 elemen esensial yaitu keperawatan, manusia, kesehatan dan lingkungan.
         Berikut akan kami jelaskan definisi dari keempat elemen esensial menurut Roy :
1.      Keperawatan : menurut Roy keperawatan di definisikan sebagai disiplin ilmu        dan praktek. Keperawatan sebagai disiplin ilmu mengobservasi, mengklasifikasikan, dan menghubungkan proses yang berpengaruh terhadap kesehatan. Keperawatan menggunakan pendekatan pengetahuan untuk menyediakan pelayanan bagi orang-orang. Keperawatan meningkatkan adaptasi individu untuk meningkatkan kesehatan, jadi model adaptasi keperawatan menggambarkan lebih khusus perkembangan ilmu keperawatan dan praktek keperawatan. Dalam model tersebut keperawatan terdiri dari tujuan perawat dan aktifitas perawat. Tujuan keperawatan adalah mempertinggi interaksi manusia dengan lingkungannya, peningkatan adaptasi dilakukan melalui empat cara yaitu fungsi fisiologis, konsep diri, fungsi peran dan interdependensi. Tujuan keperawatan diraih ketika stimulus fokal berada dalam wilayah dengan tingkatan adaptasi manusia. Adaptasi membebaskan energi dari upaya koping yang tidak efektif dan memungkinkan individu untuk merespon stimulus yang lain, kondisi seperti ini dapat meningkatkan penyembuhan dan kesehatan.
2.      Manusia.
Menurut Roy manusia adalah sebuah sistem adaptif, sebagai sistem yang adaptif manusia digambarkan secara holistic sebagai satu kesatuan yang memiliki input, control, output dan proses umpan balik. Lebih khusus manusia didefinisikan sebagai sistem adaptif dengan aktivitas kognator dan regulator untuk mempertahankan adaptasi, empat cara adaptasinya yaitu fungsi fisiologis, konsep diri, fungsi peran dan interdependensi. Sebagai sistem yang adaptif mausia digambarkan dalam istilah karakteristik, jadi manusia dilihat sebagai satu kesatuan yang saling berhubungan antar unit secara keseluruhan atau beberapa unit untuk beberapa tujuan.
3.      Kesehatan
Kesehatan didefinisikan sebagai keadaan dan proses menjadi manusia secara utuh dan terintegrasi secara keseluruhan. Dalam model keperawatan konsep sehat dihubungkan dengan konsep adaptasi. Adaptasi adalah komponen pusat dalam model keperawatan, dalam hal ini manusia digambarkan sebagai suatu sistem yang adaptif. Proses adaptasi termasuk semua interaksi manusia dengan lingkungan ysng terdiri dari dua proses, proses yang pertama dimulai dengan perubahan dalam lingkungan internal dan eksternal dan proses yang kedua adalah mekanisme koping yang menghasilkan respon adaptif dan inefektif.
4.   Lingkungan
Lingkungan digambarkan sebagai suatu keadaan yang ada di dalam dan di luar manusia. Lingkungan merupakan input bagi manusia sebagai suatu sistem yang adaptif.
3.1.2  Teori Penegasan
               Dalam teorinya sister Callista Roy memiliki dua model mekanisme yaitu:
-     Fungsi atau proses control yang terdiri dari :
1.            Kognator
2.            Regulator
-          Efektor, mekanisme ini dibagi menjadi empat yaitu
1.            Fisiologi
2.            Konsep diri
3.            Fungsi peran
4.            Interpendensi
Regulator digambarkan sebagai aksi dalam hubungannya terhadap empat efektor cara adaptasi yaitu: fungsi fisiologis, konsep diri, fungsi peran, dan interdependensi. Berikut penjelasan dari empat efektor yang telah disebutkan
a.      Mode Fungsi Fisiologi
Fungsi fisiologi berhubungan dengan struktur tubuh dan fungsinya. Roy mengidentifikasi sembilan kebutuhan dasar fisiologis yang harus dipenuhi untuk mempertahankan integritas, yang dibagi menjadi dua bagian, mode fungsi fisiologis tingkat dasar yang terdiri dari 5 kebutuhan dan fungsi fisiologis dengan proses yang kompleks terdiri dari 4 bagian yaitu :
1.Oksigenasi : Kebutuhan tubuh terhadap oksigen dan prosesnya, yaitu      ventilasi, pertukaran gas dan transpor gas (Vairo,1984 dalam Roy 1991).
2.Nutrisi : Mulai dari proses ingesti dan asimilasi makanan untuk mempertahankan fungsi, meningkatkan pertumbuhan dan mengganti jaringan yang injuri. (Servonsky, 1984 dalam Roy 1991).
3.Eliminasi : Yaitu ekskresi hasil dari metabolisme dari instestinal dan ginjal. ( Servonsky, 1984 dalam Roy 1991)
4.Aktivitas dan istirahat : Kebutuhan keseimbangan aktivitas fisik dan istirahat yang digunakan untuk mengoptimalkan fungsi fisiologis dalam memperbaiki dan memulihkan semua komponen-komponen tubuh. (Cho,1984 dalam Roy, 1991).
5.Proteksi/ perlindungan : Sebagai dasar defens tubuh termasuk proses imunitas dan struktur integumen ( kulit, rambut dan kuku) dimana hal ini penting sebagai fungsi proteksi dari infeksi, trauma dan perubahan suhu. (Sato, 1984 dalam Roy 1991).
6.The sense / perasaan : Penglihatan, pendengaran, perkataan, rasa dan bau memungkinkan seseorang berinteraksi dengan lingkungan . Sensasi nyeri penting dipertimbangkan dalam pengkajian perasaan.( Driscoll, 1984, dalam Roy, 1991).
7.Cairan dan elektrolit. : Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalamnya termasuk air, elektrolit, asam basa dalam seluler, ekstrasel dan fungsi sistemik. Sebaliknya inefektif fungsi sistem fisiologis dapat menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit. (Parly, 1984, dalam Roy 1991).
8.Fungsi syaraf / neurologis : Hubungan-hubungan neurologis merupakan bagian integral dari regulator koping mekanisme seseorang. Mereka mempunyai fungsi untuk mengendalikan dan mengkoordinasi pergerakan tubuh, kesadaran dan proses emosi kognitif yang baik untuk mengatur aktivitas organ-organ tubuh (Robertson, 1984 dalam Roy, 1991).
9.Fungsi endokrin : Aksi endokrin adalah pengeluaran horman sesuai dengan fungsi neurologis, untuk menyatukan dan mengkoordinasi fungsi tubuh. Aktivitas endokrin mempunyai peran yang signifikan dalam respon stress dan merupakan dari regulator koping mekanisme ( Howard & Valentine dalam Roy,1991)
b.Mode Konsep Diri       
Mode konsep diri berhubungan dengan psikososial dengan penekanan spesifik pada aspek psikososial dan spiritual manusia. Kebutuhan dari konsep diri ini berhubungan dengan integritas psikis antara lain persepsi, aktivitas mental dan ekspresi perasaan. Konsep diri menurut Roy terdiri dari dua komponen yaitu the physical self dan the personal self.
    1. The physical self, yaitu bagaimana seseorang memandang dirinya berhubungan dengan sensasi tubuhnya dan gambaran tubuhnya. Kesulitan pada area ini sering terlihat pada saat merasa kehilangan, seperti setelah operasi, amputasi atau hilang kemampuan seksualitas.
    2. The personal self, yaitu berkaitan dengan konsistensi diri, ideal diri, moral- etik dan spiritual diri orang tersebut. Perasaan cemas, hilangnya kekuatan atau takut merupakan hal yang berat dalam area ini.
c.   Mode fungsi peran
Mode fungsi peran mengenal pola – pola interaksi sosial seseorang dalam hubungannya dengan orang lain, yang dicerminkan dalam peran primer, sekunder dan tersier. Fokusnya pada bagaimana seseorang dapat memerankan dirinya dimasyarakat sesuai kedudukannya .
d.      Mode Interdependensi
Mode interdependensi adalah bagian akhir dari mode yang dijabarkan oleh Roy. Fokusnya adalah interaksi untuk saling memberi dan menerima cinta/ kasih sayang, perhatian dan saling menghargai.
               Interdependensi yaitu keseimbangan antara ketergantungan dan kemandirian dalam menerima sesuatu untuk dirinya.
Ketergantungan ditunjukkan dengan kemampuan untuk afiliasi dengan orang lain. Kemandirian ditunjukkan oleh kemampuan berinisiatif untuk melakukan tindakan bagi dirinya. Interdependensi dapat dilihat dari keseimbangan antara dua nilai ekstrim, yaitu memberi dan menerima.
               Output dari manusia sebagai suatu sistem adaptif adalah respon inefektif. Respon-respon yang adaptif itu mempertahankan atau meningkatkan integritas, sedangkan respon yang tidak efektif atau maladaptif itu mengganggu integritas. Melalui proses umpan balik respon-respon memberikan lebih lanjut masukan (input) pada manusia sebagai suatu sisem.Subsistem regulator dan kognator adalah mekanisme adaptasi atau koping dengan perubahan lingkungan, dan diperlihatkan melalui perubahan biologis, psikologis, dan social. Subsistem regulator adalah gambaran respon yang kaitannya dengan perubahan pada sistem saraf, kimia tubuh dan organ endokrin serta subsistem kognator adalah gambaran respon yang kaitannya dengan perubahan kognitif dan emosi, termasuk didalamnya persepsi, proses informasi, pembelajaran, dan membuat alasan dan emosional, yang termasuk didalamnya mempertahankan untuk mencari bantuan.
            Kelebihan dan Kelemahan Teori Callista Roy
            Roy mampu mengembangkan dan menggabungkan beberapa teori sehingga dapat mengembangkan model perpaduannya. Yang hingga kini masih menjadi pegangan bagi para perawat. Keeksistensiannya tentu memiliki sifat kuat atau memiliki kelebihan dalam penerapan konsepnya dibanding dengan konsep lainnya. Kelebihan dari teori dan model konseptualnya adalah terletak pada teori praktek
            Dan dengan model adaptasi yang dikemukakan oleh Roy perawat bisa mengkaji respon perilaku pasien terhadap stimulus yaitu mode fungsi fisiologis, konsep diri, mode fungsi peran dan mode interdependensi. selain itu perawat juga bisa mengkaji stressor yang dihadapi oleh pasien yaitu stimulus fokal, konektual dan residual, sehingga diagnosis yang dilakukan oleh perawat bisa lebih lengkap dan akurat.
            Dengan penerapan dari teory adaptasi Roy perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan dapat mengetahui dan lebih memahami individu, tentang hal-hal yang menyebabkan stress pada individu, proses mekanisme koping dan effektor sebagai upaya individu untuk mengatasi stress. Sedangkan kelemahan dari model adaptasi Roy ini adalah terletak pada sasarannya. Model adaptasi Roy ini hanya berfokus pada proses adaptasi pasien dan bagaimana pemecahan masalah pasien dengan menggunakan proses keperawatan dan tidak menjelaskan bagaimana sikap dan perilaku cara merawat ( caring ) pada pasien. Sehingga seorang perawat yang tidak mempunyai perilaku caring ini akan menjadi sterssor bagi para pasiennya.


 BAB IV
PENUTUP
4.1   Kesimpulan
      Ada tiga tipe teori keperawatan yaitu : terpusat pada keterikatan, timbal balik dan out come. Model penyesuaian roy dikelomppokan dalam teori out come ditegaskan oleh penulisnya sebagai “ konsep artikulasi yang baik dari seseorang sebagai pasien dan perawat dalam mekanisme luar yang beraturan “ roy dalam mengaplikasikan konsep-konsepnya yang berasal dari system dan disesuaikan kepada pasien yang telah mempersembahkan artikulasinya untuk perawat dalam menggunakan peralatan untuk praktik, pendidikan, dan penelitian.
      Konsep-konsepnya tentang person (Roy menjelaskan bahwa person bisa berarti individu, keluarga, kelompok atau masyarakat luas dan masing-masing sebagai sistem adaptasi holistik. Roy memandang person secara menyeluruh atau holistik yang merupakan suatu kesatuan yang hidup secara konstan dan berinteraksi dengan lingkungannya. Antara sistem dan lingkungan terjadi pertukaran informasi bahan dan energi. Interaksi yang konstan antara orang dan lingkungannya akan menyebabkan perubahan baik internal maupun eksternal. Dalam menghadapi perubahan ini individu harus memelihara integritas dirinya dan selalu beradaptasi ) dan proses kontribusi perawat terhadap ilmu pengetahuan dan seni merawat
4.2.   Saran
               Secara umum, pembaca diharapkan mampu menelaah dan mempelajari setiap konsep dan model keperawatan yang sudah berkembang dan mampu membandingkan teori dan model praktik yang sesuai dengan ilmu keperawatan itu sendiri sehingga tidak bertentangan dengan etika, norma dan budaya.
               Secara khusus, perawat harus mampu meningkatkan respon adaptif pasien pada situasi sehat atau sakit . Perawat dapat mengambil tindakan untuk memanipulasi stimuli fokal, kontextual maupun residual stimuli dengan melakukan analisa sehingga stimuli berada pada daerah adaptasi. Perawat harus mampu bertindak untuk mempersiapkan pasien mengantisipasi perubahan melalui penguatan regulator, cognator dan mekanisme koping yang lain.
            Pada situasi sehat, perawat berperan untuk membantu pasien agar tetap mampu mempertahankan kondisinya sehingga integritasnya akan tetap terjaga. Misalnya melalui tindakan promotif perawat dapat mengajarkan bagaimana meningkatkan respon adaptif.           
            Pada situasi sakit, pasien diajarkan meningkatkan respon adaptifnya akibat adanya perubahan lingkungan baik internal maupun eksternal. Misalnya, seseorang yang mengalami kecacatan akibat amputasi karena kecelakaan. Perawat perlu mempersiapkan pasien untuk menghadapi realita. Dimana pasien harus mampu berespon secara adaptif terhadap perubahan yang terjadi didalam dirinya. Kehilangan salah satu anggota badan bukanlah keadaan yang mudah untuk diterima. Jika perawat dapat berperan secara maksimal, maka pasien dapat bertahan dengan melaksanakan fungsi perannya secara optimal.

DAFTAR PUSTAKA

Ann Marriner Tomey & Martha Raile Alligood, nursing theorist and their work. 1998: Mosby
erathenurse.blogspot.com/…/model-konseptual-keperawatan.htm.
nursingtheories.blogspot.com/2008/07/sister-c
www.geocities.com/…/vanessa/roy1.htm
www.rase.urg.uk/search09/indek.asp

Tidak ada komentar:

Posting Komentar