BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Kesehatan adalah proses menjadi terintegrasi dan dapat mencapai tujuan untuk
hidup, pertumbuhan, reproduksi dan penguasaan. Hal tersebut dapat ditunjang
dengan adanya perawatan yang baik dalam menjaga kesehatan hidup. Salah satu
penunjang tersebut dapat dilihat dari tujuan keperawatan yaitu meningkatkan
respon adaptasi yang berhubungan dengan adaptasi mode, informasi tentang
tingkat adaptasi manusia dan stimulus fokal, konstektual dan residual.
Penerapan konsep model praktek bagi para perawat dapat diambil atau diadaptasi
dari berbagai sember model yang telah berkembang sejak dahulu, yang sudah
dikembangkan dan dikombinasikan oleh para pakar keperawatan. Konsep dan teori
dari pakar keperawatan ini bisa dimanfaatkan sebagai panduan dan acuan dalam
dunia keperawatan serta untuk mengetahui bagaimana batasan dan kewenangan yang
diperbolehkan bagi perawat.
Menjadi seorang perawat tidak hanya terampil dalam edukatif dan promosi
kesehatan saja tetapi perlu adanya 4 macam elemen penting, seperti yang
diungkapkan oleh Sister Callista Roy dalam teori dan model keperawatan yaitu :
keperawatan, manusia, kesehatan dan lingkungan. Untuk mengetahui lebih lanjut
mengenai teori dan model keperawatan menurut Roy akan dibahas pada bab
berikutnya.
B. Tujuan Penulisan
Makalah ini disusun dengan tujuan sebagai berikut :
1. Menjelaskan pengertian dan konsep dasar model keperawatan Callista Roy
2. Mengetahui kelebihan dan kelemahan konsep dan teori model praktek Sister
Callista Roy.
1. Menjelaskan pengertian dan konsep dasar model keperawatan Callista Roy
2. Mengetahui kelebihan dan kelemahan konsep dan teori model praktek Sister
Callista Roy.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Riwayat Hidup Callista Roy
Suster Callista Roy adalah suster dari Saint Joseph of Carondet. Roy dilahirkan
pada tanggal 14 Oktober 1939 di Los Angeles California. Roy menerima Bachelor
of Art Nursing pada tahun 1963 dari Mount Saint Marys College di Los Angeles
dan Magister Saint in nurshing pada tahun 1966 di Universitas California Los
Angeles. Setelah mendapat gelar perawat Roy memulai pendidikannya di sosiologi
dan menerima gelar M.A tahun 1973 dan ph.D tahun 1977 di universitas
California.
Pada
saat bekerja ditingkat magister, dalam sebuah seminar dengan Dorrothy E.
Johnson, Roy tertantang untuk mengembangkan sebuah model konsep keperawatan. Roy
bekerja sebagai staf perawat pediatric dan mengumumkan daya lenting dari
anak-anak dan menambahkan respon ke perubahan fisiologis-psikologis. Konsep
adaptasi mempengaruhi Roy dalam kerangka konsepnya yang sesuai dengan
keperawatan. Konsep pokok dan model ini dikembangkan saat Roy lulus dari
universitas di California Los Angeles dari tahun 1964 sampai tahun 1966. Roy
mulai mengoperasikan modelnya pada tahun 1968 ketika Mount Saint Marys College
menggunakan kerangka adaptasi yang didirikan oleh seorang Pisipol dari
kurikulum keperawatan. Roy menyesuaikan model pertama yang di hadirkan dari
literatur dalam artikel yang diterbitkan in nursing outlook pada tahun 1970.
Roy
mengasosiasikan ke professor dan ketua dari departemen or nurshing di Mount
Saint Marys College hingga 1982. dari tahun 1983-1985 Roy sebagai Robert wood
Johnson Post Doctoral Fellow di universitas California San Fransisco sebagai
sarjana perawat di Neuroscience. Selama ini Roy melakukan pencarian pada
intervensi perawat bagian luka-luka dan pengalamannya dari perawat model pada
klinik. Pada tahun 1988 Roy baru memulai menyusun lulusan teori perawat di
Sekolah Boston College of Nursing.
Roy
menerbitkan banyak buku, artikel periodical dan menghadirkan banyak kuliah dan
workshops pada teori adaptasi perawatnya. Sebagian tentang budi pekerti dan
uraian yang baru dari Roy Adaption Model ( RAM ) yang diterbitkan di buku The
Roy Adaptoin Model merupakan ungkapan yang pasti.
Pada tahun 1981 Roy adalah seorang dari Sigma Theta Tau dan Roy pun menerima
hadiah National Founder selama bertahan di Fosterus Proffesional Nurshing
Standars. Prestasinya masuk pada tahun 1984 sebagai kehormatan dokter dari
Humane Letters oleh Alverno College. Pada tahun 1985 mendapat kehormatan dokter
dari timur Michigan University dan pada tahun 1986 A.J.N menghadiahi buku untuk
model adaptasi utama Roy. Roy diakui di dunia siapa wanita itu ? kepribadian
dari Amerika dan sebagai Follow of the American Academy of Nurshing.
B. Sumber Teori
Dimulai dengan pendekatan teori sistem Roy menambahkan kerja adaptasi dari
Harry Helson ( 1964 ) seorang ahli fisiologis-psikologis. Untuk memulai
membangun pengertian konsepnya Harry Helson mengartikan respon adaptif sebagai
fungsi dari datangnya stimulus sampai tercapainya derajat adaptasi yang dibutuhkan
individu. Derajat adaptasi dibentuk oleh dorongan tiga jenis stimulus yaitu :
Harry Helson ( 1964 ) seorang ahli fisiologis-psikologis. Untuk memulai
membangun pengertian konsepnya Harry Helson mengartikan respon adaptif sebagai
fungsi dari datangnya stimulus sampai tercapainya derajat adaptasi yang dibutuhkan
individu. Derajat adaptasi dibentuk oleh dorongan tiga jenis stimulus yaitu :
- Focal stimuli : Individu segera menghadap
- Konsektual stimuli : semua kehadiran stimuli yang
menyumbangkan efek
Dari focal stimuli. - Residual stimuli : faktor lingkungan mengakibatkan tercemarnya keadaan.
Teori Helson dikembangkan dari penyesuaian tingkat zona yang mana menentukan
stimulus akan mendatangkan respon hal yang positif maupun negatif. Sesuai dengan
teori Helson, adaptasi adalah proses yang berdampak positif terhadap perubahan
lingkungan.
Roy mengkombinasikan teori adaptasi Helson dengan definisi dan pandangan
terhadap manusia sebagai sistem yang adaptif. Dengan teori adaptif Helson Roy mengembangkan
dan memperluas model dengan konsep dan teori dari Dohrenwed,R.S. Latarus,
N.Malaznik, D.Mechanic dan H.Selye. Roy memberi kredit spesial ke Driever
penulis, Subdivisi garis besar dari kejujuran sendiri dan Martinez serta Sarto,
identitas keduanya umum dan stimuli sangat mempengaruhi mode. Teman sekerja
lain konsepnya juga rumit yaitu M.Poush dan J.Van Landingham dalam keadaan
saling bergantung dan B. Randa untuk fungsi aturan mode.
Setelah mengembangkan teorinya Roy mengembangkan model sebagai suatu kerangka
kerja pendidikan keperawatan, praktek keperawatan dan penelitian. Sejak itu
lebih dari 1500 staf pengajar dan mahasiswa-mahasiswa terbantu untuk
mengklasifikasi, menyaring dan memperluas model. Penggunaan model praktek juga
memegang peranan penting untuk penyaringan model.
Perkembangan model keperawatan dipengaruhi oleh latar belakang Roy dan
profesionalismenya. Roy mempercayai kemampuan bawaan, tujuan dan nilai
kemanusiaan. Pengalaman klinisnya membantu perkembangan kepercayaan dari tubuh
manusia dan spiritnya.
BAB III
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
3.1 Konsep Dasar dan Model Keperawatan Callista Roy
Sebelum
mengenal konsep dasar keperawatan Callista Roy akan lebih baik jika mengetahui
filosofi, falsafah keperawatan. Filsafah keperawatan mengkaji penyebab dan
hukum-hukum yang mendasari realitas serta keingintahuan tentang gambaran
sesuatu yang lebih berdasarkan pada alasan logis dan metode empiris.
Contoh dari falsafah keperawatan menurut Roy ( Mc Quiston, 1995 ) : Roy
memiliki delapan falsafah yang kemudian dibagi menjadi dua yaitu empat
berdasarkan falsafah humanisme dan empat yang lainnya berdasarkan falsafah
veritivity.
Falsafah humanisme / kemanusiaan berarti bahwa manusia itu memiliki rasa ingin
tahu dan menghargai, jadi seorang individu akan memiliki rasa saling berbagi
dengan sesama dalam kemampuannya memecahkan suatu persoalan atau untuk mencari
solusi, bertingkah laku untuk mencapai tujuan tertentu, memiliki holism intrinsik
dan selalu berjuang untuk mempertahankan integritas agar senantiasa bisa
berhubungan dengan orang lain.
Falsafah veritivity yaitu kebenaran , yang dimaksud adalah bahwa ada hal yang
bersifat absolut. Empat falsafah tersebut adalah :
- Tujuan eksistensi manusia
- Gabungan dari beberapa tujuan peradaban manusia
- Aktifitas dan kreatifitas untuk kebaikan umum.
- Nilai dan arti kehidupan.
Roy kemudian mengemukakan mengenai konsep mayor,
berikut beberapa definisi dari konsep mayor Callista Roy,
- Sistem adalah kesatuan dari beberapa komponen atau elemen yang saling berhubungan sehingga membentuk suatu kesatuan yang meliputi adanya input, control, proses, output dan umpan balik.
- Derajat adaptasi adalah perubahan tetap sebagai hasil dari stimulus fokal, konsektual dan residual.
- Droblem adaptasi adalah kejadian atau situasi yang tidak sesuai dengan kebutuhan.
- Stimulus fokal adalah stimulus yang mengharuskan manusia berespon adaptif.
- Stimulus konsektual adalah seluruh stimulus yang memberikan kontribusi perubahan tingkah laku yang disebabkan oleh stimulus fokal.
- Stimulus residual adalah seluruh faktor yang memberikan kontribusi terhadap perubaha tingkah laku tetapi belum dapat di validasi.
- Regulator adalah subsistem dari mekanisme koping dengan respon otomatik melalui neural, cemikal dan proses endokrin.
- Kognator adalah subsistem dari mekanisme koping dengan respon melalui proses yang komplek dari persepsi informasi, mengambil keputusan dan belajar.
- Model efektor adaptif adalah kognator yaitu fisiological, fungsi peran, interdependensi dan konsep diri.
- Respon adaptif adalah respon yang meningkatkan integritas manusia dalam mencapai tujuan manusia untuk mempertahankan kehidupan.
- Fisiologis adalah kebutuhan fisiologis termasuk kebutuhan dasar dan bagaimana proses adaptasi dilakukan.
- Konsep diri adalah seluruh keyakinan dan perasaan
- Penampilan peran adalah penampilan fungsi peran dalam hubungannya di dalam hubungannya di lingkungan sosial.
- Interdependensi adalah hubungan individu dengan orang lain sebagai support sistem.
3.11. Model Konseptual Callista Roy
Model konseptual merupakan suatu kerangka kerja konseptual, sistem atau skema
yang menerangkan tentang serangkain ide global tentang keterlibatan individu,
kelompok, situasi atau kejadian terhadap suatu ilmu dan pengembangannya. Roy
dengan fokus adaptasinya pada manusia terdapat 4 elemen esensial yaitu
keperawatan, manusia, kesehatan dan lingkungan.
Berikut akan kami jelaskan definisi dari keempat elemen esensial menurut Roy :
1. Keperawatan
: menurut Roy keperawatan di definisikan sebagai disiplin
ilmu dan praktek. Keperawatan sebagai
disiplin ilmu mengobservasi, mengklasifikasikan, dan menghubungkan proses yang
berpengaruh terhadap kesehatan. Keperawatan menggunakan pendekatan pengetahuan
untuk menyediakan pelayanan bagi orang-orang. Keperawatan meningkatkan adaptasi
individu untuk meningkatkan kesehatan, jadi model adaptasi keperawatan
menggambarkan lebih khusus perkembangan ilmu keperawatan dan praktek
keperawatan. Dalam model tersebut keperawatan terdiri dari tujuan perawat dan
aktifitas perawat. Tujuan keperawatan adalah mempertinggi interaksi manusia
dengan lingkungannya, peningkatan adaptasi dilakukan melalui empat cara yaitu
fungsi fisiologis, konsep diri, fungsi peran dan interdependensi. Tujuan
keperawatan diraih ketika stimulus fokal berada dalam wilayah dengan tingkatan
adaptasi manusia. Adaptasi membebaskan energi dari upaya koping yang tidak
efektif dan memungkinkan individu untuk merespon stimulus yang lain, kondisi
seperti ini dapat meningkatkan penyembuhan dan kesehatan.
2. Manusia.
Menurut Roy manusia adalah sebuah sistem adaptif,
sebagai sistem yang adaptif manusia digambarkan secara holistic sebagai satu
kesatuan yang memiliki input, control, output dan proses umpan balik. Lebih
khusus manusia didefinisikan sebagai sistem adaptif dengan aktivitas kognator
dan regulator untuk mempertahankan adaptasi, empat cara adaptasinya yaitu
fungsi fisiologis, konsep diri, fungsi peran dan interdependensi. Sebagai
sistem yang adaptif mausia digambarkan dalam istilah karakteristik, jadi
manusia dilihat sebagai satu kesatuan yang saling berhubungan antar unit secara
keseluruhan atau beberapa unit untuk beberapa tujuan.
3. Kesehatan
Kesehatan didefinisikan sebagai keadaan dan proses
menjadi manusia secara utuh dan terintegrasi secara keseluruhan. Dalam model
keperawatan konsep sehat dihubungkan dengan konsep adaptasi. Adaptasi adalah
komponen pusat dalam model keperawatan, dalam hal ini manusia digambarkan sebagai
suatu sistem yang adaptif. Proses adaptasi termasuk semua interaksi manusia
dengan lingkungan ysng terdiri dari dua proses, proses yang pertama dimulai
dengan perubahan dalam lingkungan internal dan eksternal dan proses yang kedua
adalah mekanisme koping yang menghasilkan respon adaptif dan inefektif.
4. Lingkungan
Lingkungan digambarkan sebagai suatu keadaan yang ada
di dalam dan di luar manusia. Lingkungan merupakan input bagi manusia sebagai
suatu sistem yang adaptif.
3.1.2 Teori Penegasan
Dalam teorinya sister Callista Roy memiliki dua
model mekanisme yaitu:
- Fungsi atau proses control yang
terdiri dari :
1.
Kognator
2.
Regulator
-
Efektor,
mekanisme ini dibagi menjadi empat yaitu
1.
Fisiologi
2.
Konsep diri
3.
Fungsi peran
4.
Interpendensi
Regulator digambarkan sebagai aksi dalam hubungannya
terhadap empat efektor cara adaptasi yaitu: fungsi fisiologis, konsep diri,
fungsi peran, dan interdependensi. Berikut penjelasan dari empat efektor yang
telah disebutkan
a. Mode Fungsi Fisiologi
Fungsi fisiologi berhubungan dengan struktur tubuh dan
fungsinya. Roy mengidentifikasi sembilan kebutuhan dasar fisiologis yang harus
dipenuhi untuk mempertahankan integritas, yang dibagi menjadi dua bagian, mode
fungsi fisiologis tingkat dasar yang terdiri dari 5 kebutuhan dan fungsi
fisiologis dengan proses yang kompleks terdiri dari 4 bagian yaitu :
1.Oksigenasi : Kebutuhan tubuh
terhadap oksigen dan prosesnya, yaitu ventilasi,
pertukaran gas dan transpor gas (Vairo,1984 dalam Roy 1991).
2.Nutrisi : Mulai dari proses
ingesti dan asimilasi makanan untuk mempertahankan fungsi, meningkatkan
pertumbuhan dan mengganti jaringan yang injuri. (Servonsky, 1984 dalam Roy
1991).
3.Eliminasi : Yaitu ekskresi hasil
dari metabolisme dari instestinal dan ginjal. ( Servonsky, 1984 dalam Roy 1991)
4.Aktivitas dan istirahat :
Kebutuhan keseimbangan aktivitas fisik dan istirahat yang digunakan untuk
mengoptimalkan fungsi fisiologis dalam memperbaiki dan memulihkan semua
komponen-komponen tubuh. (Cho,1984 dalam Roy, 1991).
5.Proteksi/ perlindungan : Sebagai
dasar defens tubuh termasuk proses imunitas dan struktur integumen ( kulit,
rambut dan kuku) dimana hal ini penting sebagai fungsi proteksi dari infeksi,
trauma dan perubahan suhu. (Sato, 1984 dalam Roy 1991).
6.The sense / perasaan :
Penglihatan, pendengaran, perkataan, rasa dan bau memungkinkan seseorang
berinteraksi dengan lingkungan . Sensasi nyeri penting dipertimbangkan dalam
pengkajian perasaan.( Driscoll, 1984, dalam Roy, 1991).
7.Cairan dan elektrolit. :
Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalamnya termasuk air, elektrolit, asam
basa dalam seluler, ekstrasel dan fungsi sistemik. Sebaliknya inefektif fungsi
sistem fisiologis dapat menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit. (Parly, 1984,
dalam Roy 1991).
8.Fungsi syaraf / neurologis :
Hubungan-hubungan neurologis merupakan bagian integral dari regulator koping
mekanisme seseorang. Mereka mempunyai fungsi untuk mengendalikan dan
mengkoordinasi pergerakan tubuh, kesadaran dan proses emosi kognitif yang baik
untuk mengatur aktivitas organ-organ tubuh (Robertson, 1984 dalam Roy, 1991).
9.Fungsi endokrin : Aksi endokrin
adalah pengeluaran horman sesuai dengan fungsi neurologis, untuk menyatukan dan
mengkoordinasi fungsi tubuh. Aktivitas endokrin mempunyai peran yang signifikan
dalam respon stress dan merupakan dari regulator koping mekanisme ( Howard
& Valentine dalam Roy,1991)
b.Mode Konsep
Diri
Mode konsep diri berhubungan dengan psikososial dengan
penekanan spesifik pada aspek psikososial dan spiritual manusia. Kebutuhan dari
konsep diri ini berhubungan dengan integritas psikis antara lain persepsi,
aktivitas mental dan ekspresi perasaan. Konsep diri menurut Roy terdiri dari
dua komponen yaitu the physical self dan the personal self.
- The physical self, yaitu bagaimana seseorang memandang dirinya berhubungan dengan sensasi tubuhnya dan gambaran tubuhnya. Kesulitan pada area ini sering terlihat pada saat merasa kehilangan, seperti setelah operasi, amputasi atau hilang kemampuan seksualitas.
- The personal self, yaitu berkaitan dengan konsistensi diri, ideal diri, moral- etik dan spiritual diri orang tersebut. Perasaan cemas, hilangnya kekuatan atau takut merupakan hal yang berat dalam area ini.
c. Mode fungsi peran
Mode fungsi peran mengenal pola – pola interaksi
sosial seseorang dalam hubungannya dengan orang lain, yang dicerminkan dalam
peran primer, sekunder dan tersier. Fokusnya pada bagaimana seseorang dapat
memerankan dirinya dimasyarakat sesuai kedudukannya .
d. Mode
Interdependensi
Mode interdependensi adalah bagian akhir dari mode
yang dijabarkan oleh Roy. Fokusnya adalah interaksi untuk saling memberi dan
menerima cinta/ kasih sayang, perhatian dan saling menghargai.
Interdependensi yaitu keseimbangan antara ketergantungan dan kemandirian dalam
menerima sesuatu untuk dirinya.
Ketergantungan ditunjukkan dengan kemampuan untuk afiliasi dengan orang lain. Kemandirian ditunjukkan oleh kemampuan berinisiatif untuk melakukan tindakan bagi dirinya. Interdependensi dapat dilihat dari keseimbangan antara dua nilai ekstrim, yaitu memberi dan menerima.
Ketergantungan ditunjukkan dengan kemampuan untuk afiliasi dengan orang lain. Kemandirian ditunjukkan oleh kemampuan berinisiatif untuk melakukan tindakan bagi dirinya. Interdependensi dapat dilihat dari keseimbangan antara dua nilai ekstrim, yaitu memberi dan menerima.
Output dari manusia sebagai suatu sistem adaptif adalah respon inefektif.
Respon-respon yang adaptif itu mempertahankan atau meningkatkan integritas,
sedangkan respon yang tidak efektif atau maladaptif itu mengganggu integritas.
Melalui proses umpan balik respon-respon memberikan lebih lanjut masukan
(input) pada manusia sebagai suatu sisem.Subsistem regulator dan kognator
adalah mekanisme adaptasi atau koping dengan perubahan lingkungan, dan
diperlihatkan melalui perubahan biologis, psikologis, dan social. Subsistem
regulator adalah gambaran respon yang kaitannya dengan perubahan pada sistem
saraf, kimia tubuh dan organ endokrin serta subsistem kognator adalah gambaran
respon yang kaitannya dengan perubahan kognitif dan emosi, termasuk didalamnya
persepsi, proses informasi, pembelajaran, dan membuat alasan dan emosional,
yang termasuk didalamnya mempertahankan untuk mencari bantuan.
Kelebihan
dan Kelemahan Teori Callista Roy
Roy mampu mengembangkan dan menggabungkan beberapa teori sehingga dapat
mengembangkan model perpaduannya. Yang hingga kini masih menjadi pegangan bagi
para perawat. Keeksistensiannya tentu memiliki sifat kuat atau memiliki
kelebihan dalam penerapan konsepnya dibanding dengan konsep lainnya. Kelebihan
dari teori dan model konseptualnya adalah terletak pada teori praktek
Dan dengan model adaptasi yang dikemukakan oleh Roy perawat bisa mengkaji
respon perilaku pasien terhadap stimulus yaitu mode fungsi fisiologis, konsep
diri, mode fungsi peran dan mode interdependensi. selain itu perawat juga bisa
mengkaji stressor yang dihadapi oleh pasien yaitu stimulus fokal, konektual dan
residual, sehingga diagnosis yang dilakukan oleh perawat bisa lebih lengkap dan
akurat.
Dengan penerapan dari teory adaptasi Roy perawat sebagai pemberi asuhan
keperawatan dapat mengetahui dan lebih memahami individu, tentang hal-hal yang
menyebabkan stress pada individu, proses mekanisme koping dan effektor sebagai
upaya individu untuk mengatasi stress. Sedangkan kelemahan dari model adaptasi
Roy ini adalah terletak pada sasarannya. Model adaptasi Roy ini hanya berfokus
pada proses adaptasi pasien dan bagaimana pemecahan masalah pasien dengan
menggunakan proses keperawatan dan tidak menjelaskan bagaimana sikap dan
perilaku cara merawat ( caring ) pada pasien. Sehingga seorang perawat yang
tidak mempunyai perilaku caring ini akan menjadi sterssor bagi para pasiennya.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Ada
tiga tipe teori keperawatan yaitu : terpusat pada keterikatan, timbal balik dan
out come. Model penyesuaian roy dikelomppokan dalam teori out come ditegaskan
oleh penulisnya sebagai “ konsep artikulasi yang baik dari seseorang sebagai pasien
dan perawat dalam mekanisme luar yang beraturan “ roy dalam mengaplikasikan
konsep-konsepnya yang berasal dari system dan disesuaikan kepada pasien yang
telah mempersembahkan artikulasinya untuk perawat dalam menggunakan peralatan
untuk praktik, pendidikan, dan penelitian.
Konsep-konsepnya tentang person (Roy menjelaskan bahwa person bisa berarti
individu, keluarga, kelompok atau masyarakat luas dan masing-masing sebagai
sistem adaptasi holistik. Roy memandang person secara menyeluruh atau holistik
yang merupakan suatu kesatuan yang hidup secara konstan dan berinteraksi dengan
lingkungannya. Antara sistem dan lingkungan terjadi pertukaran informasi bahan
dan energi. Interaksi yang konstan antara orang dan lingkungannya akan
menyebabkan perubahan baik internal maupun eksternal. Dalam menghadapi
perubahan ini individu harus memelihara integritas dirinya dan selalu
beradaptasi ) dan proses kontribusi perawat terhadap ilmu pengetahuan dan seni
merawat
4.2. Saran
Secara umum, pembaca diharapkan mampu menelaah dan mempelajari setiap konsep
dan model keperawatan yang sudah berkembang dan mampu membandingkan teori dan
model praktik yang sesuai dengan ilmu keperawatan itu sendiri sehingga tidak
bertentangan dengan etika, norma dan budaya.
Secara khusus, perawat harus mampu meningkatkan respon adaptif pasien pada
situasi sehat atau sakit . Perawat dapat mengambil tindakan untuk memanipulasi
stimuli fokal, kontextual maupun residual stimuli dengan melakukan analisa
sehingga stimuli berada pada daerah adaptasi. Perawat harus mampu bertindak
untuk mempersiapkan pasien mengantisipasi perubahan melalui penguatan
regulator, cognator dan mekanisme koping yang lain.
Pada situasi sehat, perawat berperan untuk membantu pasien agar tetap mampu
mempertahankan kondisinya sehingga integritasnya akan tetap terjaga. Misalnya
melalui tindakan promotif perawat dapat mengajarkan bagaimana meningkatkan
respon
adaptif.
Pada situasi sakit, pasien diajarkan meningkatkan respon adaptifnya akibat
adanya perubahan lingkungan baik internal maupun eksternal. Misalnya, seseorang
yang mengalami kecacatan akibat amputasi karena kecelakaan. Perawat perlu
mempersiapkan pasien untuk menghadapi realita. Dimana pasien harus mampu
berespon secara adaptif terhadap perubahan yang terjadi didalam dirinya.
Kehilangan salah satu anggota badan bukanlah keadaan yang mudah untuk diterima.
Jika perawat dapat berperan secara maksimal, maka pasien dapat bertahan dengan
melaksanakan fungsi perannya secara optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Ann Marriner Tomey & Martha Raile Alligood,
nursing theorist and their work. 1998: Mosby
erathenurse.blogspot.com/…/model-konseptual-keperawatan.htm.
nursingtheories.blogspot.com/2008/07/sister-c
www.geocities.com/…/vanessa/roy1.htm
www.rase.urg.uk/search09/indek.asp
www.geocities.com/…/vanessa/roy1.htm
www.rase.urg.uk/search09/indek.asp
Tidak ada komentar:
Posting Komentar