Search

Hasil penelusuran

Senin, 14 Juli 2014

Seputar Batuk

 Batuk bukanlah suatu penyakit. Batuk merupakan mekanisme pertahanan tubuh di saluran pernapasan dan merupakan gejala suatu penyakit atau reaksi tubuh terhadap iritasi di tenggorokan karena adanya lendir, makanan, debu, asap dan sebagainya.
Batuk terjadi karena rangsangan tertentu, misalnya debu di reseptor batuk (hidung, saluran pernapasan, bahkan telinga). Kemudian reseptor akan mengalirkan lewat syaraf ke pusat batuk yang berada di otak. Di sini akan memberi sinyal kepada otot-otot tubuh untuk mengeluarkan benda asing tadi, hingga terjadilah batuk.

Kenali Jenis-Jenis Batuk
Asap rokok juga bisa menyebabkan batuk. Apabila seseorang merokok, maka bulu getar pada tenggorokan tidak dapat berfungsi maksimal untuk mengusir benda asing yang masuk. Akibatnya terjadi infeksi dan menimbulkan dahak di dalam saluran pernapasan.
Kita bisa pasti pernah mengalami batuk. Bila terserang batuk, sungguh tidak mengenakkan. Apalagi jika disertai rasa gatal pada tenggorokan. Jika serangan batuk menjadi-jadi, bisa disertai rasa pegal pada perut, dan bahkan bisa saja timbul keram karena tertekan akibat batuk.
Gejala batuk biasanya menyertai penyakit lain seperti influenza. Bila seseorang terserang flu, dia akan mengalami pilek, demam, sakit kepala yang disertai batuk. Namun, batuk juga bisa timbul akibat peradangan pada paru-paru, misalnya penyakit tuberculosis (TBC).
Menurut dokter Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP), dr Siselia Titis Iramawati, batuk adalah sebuah refleks fisiologi untuk melindungi tubuh dari benda-benda asing yang masuk ke tenggorokan. Jika ada benda asing yang masuk ke tenggorokan, tubuh akan berusaha mengeluarkannya dengan cara batuk. Tapi, batuk juga bisa karena gejala dari suatu penyakit tertentu. Dalam jalan udara di tenggorokan ada banyak rambut getar yang terus bergerak dan berfungsi untuk menyapu bersih benda-benda asing yang masuk.
''Tenggorokan adalah tempat untuk menelan makanan. Tapi, ada juga saluran tenggorokan yang menuju ke usus dan pernapasan. Jika kita makan nasi, misalnya, lalu ada butiran yang masuk ke saluran napas, maka secara refleks kita akan batuk. Tujuannya untuk mengeluarkan benda asing tersebut,'' katanya kepada Republika.
Penyebab batuk bisa bermacam-macam. Misalnya akibat radang tenggorokan, radang paru-paru, sinusitis, alergi, asap rokok, dan sebagainya. Pada sinusitis lendir pada hidung akan turun ke bawah yang menimbulkan gatal-gatal pada tenggorokan sehingga menimbulkan batuk. Sedangkan radang-radang paru-paru misalnya penyakit TBC.
''Penyakit asma biasanya juga akan disertai batuk. Misalnya jika penderita asma terkena udara dingin, maka asmanya akan kambuh. Dan itu biasanya akan disertai dengan batuk,'' jelasnya lagi.
Asap rokok juga bisa menyebabkan batuk. Apabila seseorang merokok, maka bulu getar pada tenggorokan tidak dapat berfungsi maksimal untuk mengusir benda asing yang masuk. Akibatnya terjadi infeksi dan menimbulkan dahak di dalam saluran pernapasan. Akibat lebih jauh, orang tersebut akan batuk secara refleks untuk melindungi dan membersihkan jalan udara yang masuk.


Jenis batuk
Batuk terbagi menjadi dua tipe. Batuk kering dan batuk berdahak. Menurut Titis, batuk kering timbul karena adanya sensitivitas pada bulu-bulu getar di tenggorokan, misalnya jika timbul alergi. Alergi bisa timbul jika bulu-bulu getar terkena benda-benda, seperti es atau makanan yang pedas, sehingga tidak kuat dan akhirnya menimbulkan batuk.
Sedangkan batuk berdahak adalah batuk yang disertai dengan keluarnya lendir. Lendir ini bisa berasal dari peradangan pada paru-paru. ''Lendir itu akan keluar bersama batuk. Misalnya penyakit TBC. Karena itu, orang yang menderita TBC tidak boleh membuang lendirnya di sembarang tempat. Sebab begitu dia batuk dan membuang lendir, maka kumannya akan ikut keluar,'' demikian Titis.
Secara umum penyakit batuk akan lebih mudah menyerang orang pada peralihan musim, terutama bila terjadi perubahan temperatur udara mendadak dari musim panas ke musim dingin atau penghujan. Kondisi tubuh yang tidak fit juga memudahkan terkena penyakit, khususnya batuk.
Yang harus diwaspadai, menurut Titis, adalah batuk yang terjadi pada orang tua. Terutama bila batuknya menyerang saat berbaring atau tertidur sebab bisa jadi hal itu merupakan gejala gagal jantung.
''Seorang yang berusia lanjut ketika sedang tidur lalu batuk-batuk, tapi setelah dia bangun batuknya reda, maka ini perlu diwaspadai. Sebab hal ini bisa terjadi karena jantungnya membesar sehingga menimbulkan gagal jantung. Gejala lainnya, jika baru sedikit berjalan, dia sudah terengah-engah atau kecapaian,'' ungkap Titis menjelaskan.
Pengobatan untuk jenis batuk kering dilakukan untuk menekan atau meredakan batuknya. Tujuannya untuk memberikan kenyamanan, menghindari terganggunya tidur dan kelelahan serta kemungkinan berbahaya bagi pasien. Pengobatannya dilakukan dengan menghilangkan refleks batuk secara sentral. Sedangkan untuk batuk berbatuk berdahak, pengobatan dilakukan untuk mengeluarkan dahaknya.


Tips Memilih Obat Batuk
Sebelum menentukan obat batuk apa yang akan digunakan, terlebih dahulu harus dikenali jenis batuknya. Ini penting agar obat yang dikonsumsi tidak salah.
Jika seseorang menderita batuk berdahak, yang harus diminum adalah obat batuk ekspektoran. Obat batu jenis ini berfungsi untuk menekan agar dahak bisa keluar. Maka, jangan sampai memilih obat batuk antitusif yang berfungsi menekan batuk. Sebab jika mengonsumsi obat batuk jenis antitusif dahaknya justru tidak bisa keluar, bahkan bisa menimbulkan infeksi paru.
Sebaliknya, penderita batuk kering harus memilih obat batuk antitusif. Kalau dia minum obat batuk ekspektoran, maka batuknya tidak akan sembuh, bahkan bisa mengakibatkan batuk berdarah.
Dosis obat juga harus diperhatikan. Dosis yang tepat sesuai dengan aturan akan memudahkan penyembuhan penyakit. Sebaliknya, jika dosis kurang atau berlebih, batuk bisa tidak kunjung sembuh.
Saat ini banyak beredar obat batuk di pasaran. Untuk itu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih obat batuk sebagai berikut:
1. Pilih obat batuk yang komponennya spesifik. Saat ini banyak obat batuk yang mengandung ekspektoran untuk memecah lendir tapi sekaligus untuk menekan batuknya. Obat batuk akan efektif jika kegunaannya spesifik.
2. Pilih obat batuk yang memiliki efek samping sekecil mungkin. Ini penting untuk mengurangi risiko efek samping yang tidak diinginkan untuk pemakaian jangka panjang.
3. Jika menginginkan untuk pemakaian jangka panjang, kemasan obat batuk yang besar bisa menjadi pilihan. Yang harus diperhatikan adalah dosisnya harus tepat, khususnya untuk anak-anak.
4. Perhatikan tanggal kedaluwarsa yang tercantum pada kemasan obat batuk. Tanggal tersebut menunjukkan sampai kapan obat batuk efektif dikonsumsi untuk meredakan.
5. Pilih obat batuk yang memiliki nomor registrasi dari Departemen Kesehatan (Depkes) sebab itu menunjukkan bahwa obat batuk tersebut telah disetujui oleh Depkes untuk beredar di pasaran.
(jar/dari berbagai sumber )


kiat-kiat usir batuk

 Apa yang bisa kita lakukan untuk membantu meredakan batuk anak? Sebagian besar batuk pada anak tidak berbahaya, terutama yang timbulnya akut dan baru berlangsung sebentar. Hal-hal sederhana berikut ini memang tidak dapat secara langsung menghilangkan batuk, namun paling tidak anak dapat merasa lebih nyaman.
  • Tingkatkan kelembaban udara: Suhu dan kelembaban lingkungan di sekitar anak perlu disesuaikan supaya anak merasa nyaman. Udara yang lembab akan mengurangi iritasi saluran napas, serta mencegah lendir menjadi kering sehingga mudah dikeluarkan.
  • Menghirup uap air hangat juga dapat membantu, namun jangan sampai terlalu panas karena malahan dapat membuat udara semakin kering.
  • Banyak minum. Usahakan anak Anda mendapatkan banyak cairan untuk mengencerkan lendir di tenggorokannya dan mengurangi demam. Air hangat yang ditambahkan perasan lemon dan sedikit madu dapat membantu mengurangi rasa gatal di tenggorokan. Sup ayam atau susu hangat juga baik diberikan pada si kecil.
  • Upayakan anak banyak beristirahat: Istirahat diperlukan agar kondisi tubuhnya cepat kembali pulih seperti semula.
  • Jangan lupa, kebiasaan mencuci tangan perlu diajarkan pada seluruh anggota keluarga sehingga dapat mencegah penularan penyakit.

Kapan perlu obat batuk?

Apabila setelah beberapa hari batuk tidak membaik, atau batuknya hebat dan mengganggu tidur, dapat dipertimbangkan untuk memberikan obat batuk. Obat batuk ada yang dapat dibeli bebas dan ada pula yang dengan resep dokter. Obat ini boleh dipakai apabila dapat membuat anak merasa lebih nyaman, dan yang paling penting obat tersebut tidak menimbulkan efek samping yang berat.

Tips menggunakan obat batuk

  1. Hindari obat yang berkhasiat menyembuhkan banyak gejala (batuk, pilek, hidung tersumbat, demam) kecuali semua gejala itu memang ada pada si kecil.
  2. Ikuti petunjuk dokter mengenai jumlah dan frekuensi obat yang diberikan pada anak. Jangan memberikan obat lebih banyak atau lebih sering daripada yang dianjurkan dokter.
  3. Jika membeli obat bebas, ikuti aturan dosis yang tertera pada kemasan obat. Jangan mengkira-kira sendiri jumlah obat yang diberikan.
  4. Ukur obat yang bentuknya sirup dengan menggunakan sendok obat. Kocok dahulu botol obat.
  5. Jika terlewat satu kali pemberian, berikan obat tersebut sesegera mungkin. Namun jika waktunya sudah mendekati pemberian obat berikutnya, tunggu dan berikan dosis selanjutnya.
  6. Hubungi dokter jika terjadi efek samping obat misalnya sulit bernapas, timbul merah-merah di kulit yang gatal, ngantuk berlebihan, gelisah, nyeri perut, dan sebagainya.
  7. Simpan obat dalam suhu ruangan di wadah khusus yang tertutup dan terlindung dari sinar matahari langsung, panas dan kelembaban. Jangan dibekukan di freezer.
  8. Simpan obat dengan aman, jangan sampai si kecil bisa bermain-main dengan obat tanpa sepngetahuan kita.

Berbagai macam obat batuk

Obat batuk pilek yang dijual bebas seringkali dikombinasi dengan obat turun panas (misalnya parasetamol) dan pereda hidung tersumbat (dekongestan). Berbagai macam obat batuk yaitu:
  • Penahan batuk. Bila batuknya sangat mengganggu, dokter seringkali memberikan obat antitusif (bersifat menekan batuk) supaya nyaman dan tidurnya tidak terganggu. Obat ini jangan diberikan terus-menerus, cukup bila batuk sangat hebat. Dextrometorphan merupakan obat penekan batuk yang dijual bebas, bekerja dengan menaikkan ambang rangsang batuk. Obat resep misalnya kodein yang merupakan turunan morfin, tergolong dalam obat narkotik. Obat ini tergolong antitusif yang kuat. Cara kerjanya yaitu menghambat refleks batuk sehingga hanya ditujukan bagi batuk kering, gatal, nyeri dan mengganggu tidur. Obat ini jarang digunakan. Dosis besar dan pemakaian berulang tidak dianjurkan karena dapat menimbulkan ketergantungan (adiksi).
  • Pengencer dahak atau expectorant. Tujuan pemberian pengencer dahak adalah mempermudah pengeluaran dahak, menghilangkan iritasi, serta mencegah terangsangnya reseptor batuk secara berlebihan. Bromhexin, guaifenesin dan amonium klorida dapat dibeli bebas. Ambroxol dan asetilsistein merupakan obat resep.
  • Antialergi atau antihistamin. Obat ini bekerja dengan menekan pusat batuk batuk. Antihistamin dapat mengurangi pilek yang disebabkan alergi. Efek samping obat ini yaitu mengantuk seringkali bermanfaat untuk membuat anak banyak beristirahat. Efek samping lain yaitu mulut dan hidung menjadi kering. Contoh obatnya ialah diphenhydramine dan chlorpheniramine.
  • Dekongestan atau obat batuk pilek sering dicapurkan ke dalam obat batuk. Gunanya mengurangi gejala pilek atau hidung tersumbat, sehingga dapat meredakan batuk yang disebabkan oleh tetesan cairan dari hidung (post nasal drip). Contoh dekongestan yaitu pseudoephedrine. Kadang-kadang dapat timbul efek samping yang ringan yaitu anak menjadi rewel dan agak sulit tidur.

Apakah antibiotik selalu diperlukan untuk batuk?

Sebagian besar batuk pada anak disebabkan virus, terutama common cold. Infeksi virus tidak memerlukan antibiotika. Batuk karena common cold bisa berlangsung sampai seminggu, jadi yang penting adalah memberi nutrisi yang cukup, banyak istirahat, banyak minum (jangan minum air es), dan menjaga kelembaban udara ruangan. Batuk disebabkan asma juga tidak memerlukan antibiotika. Tentunya asma tidak akan sembuh dengan obat-obat biasa. Batuk karena asma memerlukan obat khusus
Bijak-bijaklah sebelum memutuskan untuk memberikan obat batuk pada anak. Batuk bukanlah musuh, namun justru diperlukan oleh tubuh. Bila benar-benar mengganggu, barulah obat batuk boleh diberikan, namun perhatikan benar dosisnya, jangan sampai berlebihan.

Referensi
  1. Ganiswarna SG, Setiabudy R, Suyatna FD, dkk, penyunting. Farmakologi dan terapi. Edisi keempat. Jakarta: 2001.
  2. Iannelli V. Before you buy children’s cold medicines. http://pediatrics.about.com/cs/pharmacology/a/byb_cold_meds.htm
  3. Loyola university health system. Antitussives. http://www.luhs.org/HEALTH/kbase/htm/mdx-/qudr/403/mdx-qudr403.htm

Tidak ada komentar:

Posting Komentar